Rabu, 17 Desember 2014

METODE SOSIODRAMA UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH



METODE SOSIODRAMA UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto M.Pd.




Oleh :
Muhasanah
(120210302031)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode Sosiodrama Untuk Pembelajaran Sejarah “dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Suranto M.Pd.selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Jember, 11 November 2014

Penyusun

 




DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 4
              1.1            Latar Belakang.................................................................................... 4
              1.2            Rumusan Masalah............................................................................... 4
              1.3            Tujuan ................................................................................................. 4
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................... 6
              2.1            Definisi Metode Sosiodrama............................................................... 6
              2.2            Alasan Memilih Metode  Sosiodrama................................................. 7
              2.3            Langkah- Langkah Metode Sosiodrama............................................. 7
              2.4            Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama................................. 8

BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11




BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh guru adalah metode pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran yang digunakan harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati yang gembira tanpa tekanan, maka dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran (Isjoni, 2011:61).
Dalam realitas yang ada, guru masih ada yang belum menemukan metode yang cocok untuk pembelajaran di kelas. Dalam hal ini perlu menggunakan metode sosiodrama yaitu siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Guru menggunakan metode sosiodrama ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup dapat disebabkan karena salah paham. Maka dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1)      Apakah Definisi dari Metode Sosiodrama?
2)      Apakah Alasan Memilih Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran Sejarah?
3)      Apa sajakah langkah- langkah Metode Sosiodrama?
4)      Apa sajakah Keuntungan dan Kelemahan Metode Sosiodrama?
1.3  Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1)      Untuk Mengetahui Definisi dari Metode Sosiodrama
2)      Untuk Mengetahui Alasan Memilih Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran Sejarah
3)      Untuk Mengetahui Langkah- Langkah Metode Sosiodrama
4)      Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Metode Sosiodrama

















BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Sosiodrama
Kata sosiodrama berasal dari dua kata, yakni ‎sosio dan drama. Sosio berasal dari kata social, sedangkan drama ialah metode ‎mengajar yang dalam pelaksanaannya anak mendapat tugas dari guru untuk ‎mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem.
Sedangkan definisi metode sosiodrama menurut beberapa pendapat antara lain:
-          Menurut Joeslina Aziz (1995) ‎metode sosiodrama adalah cara mengajar yang member kesempatan pada anak untuk ‎melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat dalam kehidupan ‎masyarakat social.
-          Menurut Zakiah, metode sosiodrama “semacam dram atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih dahulu, tidak pula diadakan pembagian tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu”  dengan kata lain, sosiodrama dilakukan secara spontan dalam kegiatan pembelajaran setelah siswa mendengarkan penjelasan guru.
-          Menurut Aris metode sosiodrama merupakan suatu proses pembelajaran dalam bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya, yaitu pemaparan dan pemetaan pikiran anak.
-          Menurut pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain metode sosiodrama adalah mendramtisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan sosial. 
-          Martinis Yamin, metode sosiodrama adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokok yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran  yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia setelah mendengar penjelasan guru tanpa harus mengalami latihan dan manghafal naskah sebelumnya.
2.2 Alasan Memilih Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran Sejarah
Menurut pendapat saya metode sosiodrama ini cocok untuk pembelajaran sejarah karena mata pelajaran sejarah materi yang dipelajari adalah tentang peristiwa- peristiwa bersejarah dan juga cerita – cerita masa lampau. Metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran  yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia. Hal tersebut sangat cocok untu pembelajaran sejarah yang materi pelajarannya tentang peristiwa- peristiwa masa lampau dan kebanyakan cerita-cerita bersejarah. Dengan metode sosiodrama siswa dapat tertarik dengan mata pelajaran sejarah. Dengan menggunakan metode ini Siswa seolah- olah hadir dalam peristiwa tersebut . Dengan begitu akan memudahkan siswa dalam belajar. Tujuannya nantinya dengan memainkan peran langsung dari tokoh pelaku sejarah dan menjalankan cerita sejarah itu, siswa dapat lebih menghayati dan meresapi nilai nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah, dan pembelajaran sejarah tidak akan membosankan.

2.3  Langkah- Langkah Metode Sosiodrama
Langkah langkah pembelajran menggunakan model sosiodrama menurut Husniah (2011) antara lain:
1)      Awal pembelajaran guru memperkenalkan aturan main dari model pembelajaran yang akan digunakan kepada siswa.
2)       Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
3)      Guru mengarahkan siswa untuk menentukan tema dan skenario yang meliputi situasi, masalah, peristiwa dan latar.
4)      Siswa secara bergantian memerankan drama yang telah disiapkannya.
5)      Guru sebagai sutradara (fasilitator) dapat menghentikan drama (apabila esensi atau pokok yang akan dibahas telah dicapai)
6)      Guru mengarahkan pada diskusi.
Pada proses inii guru dan siswa memberikan komentar, kesimpulan, atau catatan mengenai topik yang diangkat dalam sosiodrama dan tanggapan mengenai penampilan siswa.
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Metode Probing Prompting
Kelebihan:
           ‎
1)      Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping ‎merupakan pengalaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
2)      Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan ‎penuh antusias
3)      Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta ‎menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
4)      Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat ‎memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan ‎siswa sendiri ‎
5)      Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat ‎menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Kelemahan:
1)      Memerlukan waktu yang relatif ‎panjang atau banyak
2)      Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun ‎murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
3)      Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk ‎memerlukan suatu adegan tertentu
4)      Apabila pelaksanaan sosiodrama mengalami kegagalan, ‎bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan ‎pengajaran tidak tercapai
5)      Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini





















BAB 3 PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran  yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni dalam hubungan sosial antar manusia setelah mendengar penjelasan guru tanpa harus mengalami latihan dan manghafal naskah sebelumnya.
Kelemahan dari metode sosiodrama diantaranya seperti, Memerlukan waktu yang relatif ‎panjang atau banyak, Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk ‎memerlukan suatu adegan tertentu. Sedangkan kelebihan dari metode sosiodrama diantaranya seperti, Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping ‎merupakan pengalaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan, Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan ‎penuh antusias










DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu ,2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia

                                                                  

               

METODE PROBING PROMPTING UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH



METODE PROBING PROMPTING UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto M.Pd.




Oleh :
Muhasanah
(120210302031)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode Probing Prompting Untuk Pembelajaran Sejarah “dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Suranto M.Pd.selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Jember, 11 November 2014

Penyusun

 




DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 4
              1.1            Latar Belakang.................................................................................... 4
              1.2            Rumusan Masalah............................................................................... 5
              1.3            Tujuan ................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................... 6
              2.1            Definisi Metode Probing Prompting................................................... 6
              2.2            Alasan Memilih Metode  Probing Prompting...................................... 7
              2.3            Langkah- Langkah Metode Probing Prompting.................................. 8
              2.4            Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting.................. 9

BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12




BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
           Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh guru adalah metode pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran yang digunakan harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati yang gembira tanpa tekanan, maka dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran (Isjoni, 2011:61).
           Metode Probing-Prompting yaitu merupakan suatu metode pembelajaran yang dimana guru melakukan proses Tanya jawab yang dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak, sehingga siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses Tanya jawab.
           Dalam realitas yang ada, sejarah dikenal dengan pelajaran yang tidak menyenangkan oleh kebanyakan siswa karena hanya mempelajari peristiwa masa lalu. Oleh karena itu dengan metode probing prompting ini siswa mau belajar sejarah karena dalam metode ini siswa mau tidak mau harus menjawab pertanyaan dari guru. pembelajaran ini proses tanya jawab yang  dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi  kondisi tersebut, guru hendaknya melontarkan pertanyaan disertai dengan wajah ramah canda. Dan jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, setidaknya ia telah berpartisipasi
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1)      Apakah Definisi dari Metode Probing Prompting?
2)      Apakah Alasan Memilih Metode Probing Prompting dalam Pembelajaran Sejarah?
3)      Apa sajakah langkah- langkah Metode Probing Prompting?
4)      Apa sajakah Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting?
1.3  Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1)      Untuk Mengetahui Definisi dari Metode Probing Prompting
2)      Untuk Mengetahui Alasan Memilih Metode Probing Prompting dalam Pembelajaran Sejarah
3)      Untuk Mengetahui Langkah- Langkah Metode Probing Prompting
4)      Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting







BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Probing Prompting
Kata probing adalah penyelidikan, pemeriksaan dan prompting adalah mendorong atau menuntun. Menurut (Suherman, 2008:6). Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan (Suherman dkk, 2001:160). Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk memahami lebih mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Proses pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta didik berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya memberi serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada yang lembut, ada canda tawa dan  senyum sehingga menjadi nyaman, menyenangkan dan ceria. Perlu diingat bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah ciri siswa sedang belajar dan telah berpartisipasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priatna (Sudarti, 2008) menyimpulkan bahwa proses probing dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, membutuhkan konsentrasi dan keaktifan sehingga aktivitas komunikasi cukup tinggi. Selanjutnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari cenderung lebih terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban sebab mereka harus siap jika tiba-tiba ditunjuk oleh guru. Hal yang sama diungkapkan oleh Suherman (2001) bahwa dengan menggunakan metode tanya jawab siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori.
Terdapat dua aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam pembelajaran probing prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas berpikir dan aktivitas fisik yang berusaha membangun pengetahuannya, serta aktivitas guru yang berusaha membimbing siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang memerlukan pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi (Suherman, 2001:55).
2.2 Alasan Memilih Metode Probing Prompting Dalam Pembelajaran Sejarah
Menurut pendapat saya metode Probing-prompting ini cocok untuk pembelajaran sejarah karena pembelajaran ini proses tanya jawab yang  dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi  kondisi tersebut, guru hendaknya melontarkan pertanyaan disertai dengan wajah ramah canda. Dan jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, setidaknya ia telah berpartisipasi. Dalam realitas yang ada mata pelajaran sejarah sudah dikenal dengan pelajaran yang membosankan dan materi yang dipelajarinya hanya mengenai peristiwa- peristiwa masa lalu yang mungkin tidak terjadi lagi. Dalam hal ini jika siswa sudah merasa tidak suka atau merasa bosan dengan pelajaran sejarah maka otomatis siswa tidak akan belajar. Jangankan belajar, buka buku mata pelajaran sejarah saja tidak mungkin. Oleh karena itu dengan metode ini, bagi siswa yang tidak suka dengan mata pelajaran sejarah akan suka atau mau belajar sejarah meskipun belajarnya dengan cara dipaksa agar mau belajar sejarah karena dalam metode ini siswa mau tidak mau harus menjawab pertanyaan dari guru. Dan  Memang pasti terjadi suasana yang menegangkan namun jika siswa sudah terbiasa dengan cara belajar seperti itu maka siswa akan merasa nyaman dan mau belajar sejarah.

2.3  Langkah- Langkah Metode Probing Prompting
Langkah-langkah pembelajaran probing prompting dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik probing menurut (Sudarti, 2008:14) yaitu :
1)      Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan memperhatikan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan.
2)      Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
3)      Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.
4)      Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
5)      Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
6)      Jika jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawab. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, Sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada langkah keenam ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting.
7)      Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.

2.4 Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting
Keuntungan :
1)      Mendorong siswa berfikir aktif
2)      Memberi  kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali
3)      Perbedaan pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi
4)      Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang ngantuknya
5)      Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
Kelemahan:
1)      Siswa merasa takut, karena biasanya tercipta suasana yang tegang
2)      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami siswa
3)      Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua, atau tiga orang
4)      Jumlah siswa yang banyak tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa

























BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Salah satu keuntungan dari metode probing prompting diantaranya, Mendorong siswa berfikir aktif, Memberi  kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali, dan salah satu kelemahan dari metode probing prompting diantaranya, Siswa merasa takut, karena biasanya tercipta suasana yang tegang,  Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua, atau tiga orang










DAFTAR PUSTAKA