METODE PROBING PROMPTING UNTUK
PEMBELAJARAN SEJARAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr.
Suranto M.Pd.
Oleh :
Muhasanah
(120210302031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Metode Probing
Prompting Untuk Pembelajaran Sejarah “dengan tepat waktu. Yang mana penulisan
makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dr.
Suranto M.Pd.selaku dosen pembimbing
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi
kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah
ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Jember,
11 November 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1.1
Latar
Belakang.................................................................................... 4
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................... 5
1.3
Tujuan ................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................... 6
2.1
Definisi
Metode Probing Prompting................................................... 6
2.2
Alasan Memilih
Metode Probing Prompting...................................... 7
2.3
Langkah- Langkah Metode Probing
Prompting.................................. 8
2.4
Keuntungan
dan Kelemahan Metode Probing Prompting.................. 9
BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah
satu upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu aspek yang harus diperhatikan
oleh guru adalah metode pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran yang
digunakan harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati yang
gembira tanpa tekanan, maka dapat memudahkan siswa dalam memahami materi
pelajaran (Isjoni, 2011:61).
Metode Probing-Prompting
yaitu merupakan suatu metode pembelajaran yang dimana guru melakukan proses
Tanya jawab yang dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak, sehingga siswa
mau tidak mau harus berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak
bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam
proses Tanya jawab.
Dalam realitas yang ada, sejarah dikenal dengan pelajaran
yang tidak menyenangkan oleh kebanyakan siswa karena hanya mempelajari
peristiwa masa lalu. Oleh karena itu dengan metode probing prompting ini siswa
mau belajar sejarah karena dalam metode ini siswa mau tidak mau harus menjawab
pertanyaan dari guru. pembelajaran
ini proses tanya jawab yang dilakukan
dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa harus berpartisipasi
aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia
bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana
tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi
tersebut, guru hendaknya melontarkan pertanyaan disertai dengan wajah ramah
canda. Dan jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya
dia sedang belajar, setidaknya ia telah berpartisipasi
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya yaitu:
1) Apakah
Definisi dari Metode Probing Prompting?
2) Apakah
Alasan Memilih Metode Probing Prompting dalam Pembelajaran Sejarah?
3) Apa
sajakah langkah- langkah Metode Probing Prompting?
4) Apa
sajakah Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting?
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu:
1) Untuk
Mengetahui Definisi dari Metode Probing Prompting
2) Untuk
Mengetahui Alasan Memilih Metode Probing Prompting dalam Pembelajaran Sejarah
3) Untuk
Mengetahui Langkah- Langkah Metode Probing Prompting
4) Untuk
Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1
Definisi Metode Probing Prompting
Kata probing
adalah penyelidikan, pemeriksaan dan prompting adalah mendorong atau
menuntun. Menurut (Suherman, 2008:6). Pembelajaran probing prompting
adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan
pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi
pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Pembelajaran probing
prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
yang dilontarkan pada saat pembelajaran ini disebut probing question. Probing
question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban
lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas jawaban,
sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan (Suherman dkk,
2001:160). Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk memahami
lebih mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Proses
pencarian dan penemuan jawaban atas masalah tersebut peserta didik berusaha
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pertanyaan yang akan dijawabnya.
Dengan model
pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak
sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak
bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam
proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian
bisa dibiasakan untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya memberi
serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada
yang lembut, ada canda tawa dan senyum
sehingga menjadi nyaman, menyenangkan dan ceria. Perlu diingat bahwa jawaban
siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah ciri siswa sedang belajar
dan telah berpartisipasi.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Priatna (Sudarti, 2008) menyimpulkan bahwa proses probing
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, membutuhkan
konsentrasi dan keaktifan sehingga aktivitas komunikasi cukup tinggi.
Selanjutnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari
cenderung lebih terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban sebab mereka
harus siap jika tiba-tiba ditunjuk oleh guru. Hal yang sama diungkapkan oleh
Suherman (2001) bahwa dengan menggunakan metode tanya jawab siswa menjadi lebih
aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori.
Terdapat dua
aktivitas siswa yang saling berhubungan dalam pembelajaran probing
prompting, yaitu aktivitas siswa yang meliputi aktivitas berpikir dan
aktivitas fisik yang berusaha membangun pengetahuannya, serta aktivitas guru
yang berusaha membimbing siswa dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang
memerlukan pemikiran tingkat rendah sampai pemikiran tingkat tinggi (Suherman,
2001:55).
2.2 Alasan Memilih
Metode Probing Prompting Dalam Pembelajaran Sejarah
Menurut pendapat saya metode Probing-prompting ini cocok untuk pembelajaran sejarah
karena pembelajaran ini proses tanya jawab yang
dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa harus
berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran,
setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan
terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi
kondisi tersebut, guru hendaknya melontarkan pertanyaan disertai dengan
wajah ramah canda. Dan jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah
adalah cirinya dia sedang belajar, setidaknya ia telah berpartisipasi. Dalam
realitas yang ada mata pelajaran sejarah sudah dikenal dengan pelajaran yang
membosankan dan materi yang dipelajarinya hanya mengenai peristiwa- peristiwa
masa lalu yang mungkin tidak terjadi lagi. Dalam hal ini jika siswa sudah
merasa tidak suka atau merasa bosan dengan pelajaran sejarah maka otomatis
siswa tidak akan belajar. Jangankan belajar, buka buku mata pelajaran sejarah
saja tidak mungkin. Oleh karena itu dengan metode ini, bagi siswa yang tidak
suka dengan mata pelajaran sejarah akan suka atau mau belajar sejarah meskipun
belajarnya dengan cara dipaksa agar mau belajar sejarah karena dalam metode ini
siswa mau tidak mau harus menjawab pertanyaan dari guru. Dan Memang pasti terjadi suasana yang menegangkan
namun jika siswa sudah terbiasa dengan cara belajar seperti itu maka siswa akan
merasa nyaman dan mau belajar sejarah.
2.3 Langkah- Langkah Metode Probing Prompting
Langkah-langkah pembelajaran probing prompting
dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik probing menurut (Sudarti,
2008:14) yaitu :
1)
Guru
menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan memperhatikan gambar,
rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan.
2)
Menunggu
beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban
atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
3)
Guru
mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus
(TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.
4)
Menunggu
beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban
atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
5)
Menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
6)
Jika
jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban
tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Namun jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam
hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan
penyelesaian jawab. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, Sampai dapat menjawab pertanyaan
sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada
langkah keenam ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar
seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting.
7)
Guru
mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan
bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
2.4
Keuntungan dan Kelemahan Metode Probing Prompting
Keuntungan :
1)
Mendorong
siswa berfikir aktif
2)
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali
3)
Perbedaan
pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi
4)
Pertanyaan
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang
ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang ngantuknya
5)
Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
Kelemahan:
1)
Siswa
merasa takut, karena biasanya tercipta suasana yang tegang
2)
Tidak
mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami
siswa
3)
Waktu
sering banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai
dua, atau tiga orang
4)
Jumlah
siswa yang banyak tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada
setiap siswa
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pembelajaran probing
prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian
pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan
baru yang sedang dipelajari Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan
aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak
diberitahukan. Salah satu keuntungan dari metode probing prompting diantaranya,
Mendorong siswa berfikir aktif,
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga guru dapat menjelaskan kembali,
dan salah satu kelemahan dari metode probing prompting diantaranya, Siswa
merasa takut, karena biasanya tercipta suasana yang tegang, Waktu sering banyak terbuang apabila siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua, atau tiga orang
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar