PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto M.Pd.
Oleh :
Muhasanah
(120210302031)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Sejarah “dengan tepat waktu.
Yang mana penulisan makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Terima kasih kami sampaikan
kepada Dr.
Suranto M.Pd.selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan
sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Jember, 29 September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1.1
Latar
Belakang.................................................................................... 4
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................... 4
1.3
Tujuan ................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................... 6
2.1
Pengertian Kreativitas......................................................................... 6
2.2
Konsep Dasar Kreativitas.................................................................... 7
2.3
Jenis- Jenis Kreativitas........................................................................ 10
2.4
Upaya meningkatkan kreativitas siswa
dalam pembelajaran sejarah .. 11
BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan
pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja
terdidik. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen
pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan
pelajaran, strategi atau metode belajar mengajar, alat dan sumber
pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Namun, untuk menciptakan
pendidikan yang efektif sangat sulit. Salah satu masalah yang mendasar
dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar
mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien, tidak terkecuali
pada pelajaran sejarah.
Ada yang menyatakan bahwa memberikan pelajaran sejarah merupakan sesuatu
yang tidak masuk akal atau tidak mungkin sama sekali, karena pelajaran sejarah
bukan sebagai dasar ilmu pengetahuan, bahkan sangat mengaburkan konsep dan
prinsip sejarah. Padahal bangsa manapun di dunia, tidak pernah ada suatu bangsa
yang melupakan sejarah bangsanya, asal-usul dan perjuangan mereka untuk hidup
dan merdeka, karena sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu yang
berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah adalah menanamkan semangat
kebangsaan, cinta tanah air bangsa dan negara, serta pengajaran sejarah
merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antarbangsa dan negara, sehingga
anak memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat negara di
dunia.(Kasmadi,1996:13).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalahnya yaitu :
1. Apa
pengertian kreativitas ?
2. Bagaimanakah
konsep dasar kreativitas?
3. Apa sajakah jenis- jenis kreativitas?
4. Bagaimanakah
Upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya yaitu
:
1. Untuk
mengetahui pengertian kreativitas
2. Untuk
mengetahui konsep dasar kreativitas
3. Untuk
mengetahui jenis- jenis kreativitas
4. Untuk
mengetahui upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kreativitas
Beberapa
pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya yaitu :
-
Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas
adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
-
Imam Musbikin (2006 : 6) kreativitas
adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga
sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal,
menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan
baru yang perlu di jawab.
-
Mangunhardjana
(1986 : 11) adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna
(useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong,
mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi
kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak
-
Sternberg (1988), kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
-
Baron
(1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau
menciptakan sesuatu yang baru.
-
Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan
Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia
menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap
perkembangan.
-
Clark Moustakis (1967), ahli psikologi
humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,
dengan alam, dan dengan orang lain.
-
Rhodes, umumnya kreativitas
didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling
berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses
(Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan,
menghasilkan produk (Product) kreatif
-
Hulbeck (1945), “ Creative action is
an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and
characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
-
Haefele (1962), kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.
-
Torrance (1988), kreativitas adalah
proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang
kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian
mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Dari berbagai pengertian di atas yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menemukan dan menghasilkan suatu gagasan atau pendekatan baru guna
memecahkan suatu masalah.
2.2
Konsep
dasar Kreativitas
Konsep dasar kreatifitas menurut
para ahli sangat beragam. Menurut Olson, kreativitas itu merupakan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu atau berkreasi. Setiap manusia diberikan akal pikiran
untuk dapat mencerna sesuatu hal-hal sehingga timbul suatu hasil yang
diciptakan dari pemikiran kreatif tersebut. Sedangkan menurut Churlock,
kreativitas adalah proses menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun
objek dalam suatu bentuk susunan baru, menciptakan suatu ide baru merupakan
suatu tolak ukur konsep dasar kreativitas yang dimiliki sesorang. Sedangkan menurut Evan, kreativitas itu adalah
keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari
perspektif yang baru, dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih suatu
konsep.
Kreatifitas memiliki pola dasar,
yaitu IDEA. I untuk Imajinasi. Seseorang yang kreatif memiliki imajinasi yang
luas akan sesuatu. Dia tidak melihat suatu hal dari sudut pandang yang sempit,
tetapi dia bisa melihat nilai lebih dari suatu hal yang bisa ia kembangkan.
Imajinasi hanyalah sekedar imajinasi jika tidak didasarkan pada D = Data. Untuk
mewujudkan imajinasi kita, diperlukan data-data yang akurat mengenai hal
tersebut agar kita mempunyai pegangan dalam melaksanakan imajinasi kita.
Setelah kita mempunyai data, kita juga perlu untuk E = Evaluasi. Lalu kita
menganalisis kesiapan kita dalam menjalankan imajinasi kita. Apakah data kita
sudah cukup relevan, apakah persiapan kita sudah memenuhi, apakah media yang
kita gunakan sudah cukup kuat untuk mewujudkan imajinasi kita dan lain
sebagainya. Jika kita sudah mengevaluasi persiapan kita, maka saatnya
untuk A = Aksi.
Sebenarnya setiap manusia terlahir
sebagai manusia yang kreatif, hanya saja daya kreatifitas itu bisa melemah
karena adanya rasa takut mengubah kebiasaan, atau takut berbuat salah dan
kemudian ditertawakan dan tidak memiliki rasa humor. Untuk meningkatkan hal ini
dibutuhkan kepercayaan diri untuk mendobrak mindset pikiran kita dengan cara
jelajahi pikiran kita dan terus bersikap terbuka terhadap gagasan baru.
Kembangkan pertanyaan, karena dengan begitu kita akan membentuk pola pikiran
yang tidak biasa, kemudian kita juga mengembangkan gagasan kita,
-
Konsep dasar kreativitas berdasarkan 4P yaitu
Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk.
Konsep dasar kreativitas berdasarkan
pada strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para
ahli dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara
benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua
anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk itu diperlukan peran
orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut. Melalui strategi 4P ini
diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas anaknya.
a. Pribadi
Hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan memahami pribadi mereka, diantaranya dengan :
Hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan memahami pribadi mereka, diantaranya dengan :
-
Memahami
bahwa setiap anak memiliki pribadi berbeda, baik dari bakat, minat, maupun
keinginan.
-
Menghargai
keunikan kreativitas yang dimiliki anak, dan bukan mengharapkan hal-hal yang
sama antara satu anak dengan anak lainnya, karena setiap anak adalah pribadi
yang “unik”, dan kreatifitas juga merupakan sesuatu yang unik.
-
Jangan
membanding-bandingkan anak karena tiap anak memiliki minat, bakat, kelebihan
serta ketebatasannya masing-masing. Pahamilah kekurangan anak dan kembangkanlah
bakat dan kelebihan yang dimilikinya.
b. Pendorong
Dorongan dan motivasi bagi anda sangat berguna bagi anak dalam mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan dituntut ini itu, kita dapat melakukan yaitu:
Dorongan dan motivasi bagi anda sangat berguna bagi anak dalam mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan dituntut ini itu, kita dapat melakukan yaitu:
-
Berilah
fasilitas dan sarana bagi mereka untuk berkreasi, misalnya melalui
mainan-mainan yang bisa merangsang daya kreativitas anak misalnya balok-balok
susun, lego, mainan alat dapur dan sebagainya. Hindari memberikan mainan yang
tinggal pencet tombol atau mainan langsung jadi.
-
Ciptakan
lingkungan keluarga yang mendukung kreatifitas anak dengan memberikan susana
aman dan nyaman.
-
Hindari
membatasai ruang gerak anak didalam rumah karena takut ada barang-barang yang
pecah atau rusak, karena cara ini justru bisa memasung kreativitas mereka,
alangkah lebih baik jika anda mau mengalah dengan menyimpan dahulu
barang-barang yang mudah pecah ketempat yang aman, atau anda bisa meyediakan
tempat khusus bermain anak, dimana anak bebas berkreasi.
-
Disiplin
tetap diperlukan agar ide-ide kreatif mereka bisa terwujud.
c. Proses
Proses berkreasi merupakan bagian paling penting dalam pengembangan kreativitas dimana anak anda akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukannya, baik melukis, menyusun balok, merangkai bunga dan sebagainya, beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
Proses berkreasi merupakan bagian paling penting dalam pengembangan kreativitas dimana anak anda akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukannya, baik melukis, menyusun balok, merangkai bunga dan sebagainya, beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
-
Hargailah
kreasinya tanpa perlu berlebihan, karena secara intuisif anak akan tahu mana
pujian yang tulus dan yang mana yang hanya akan basa-basi.
-
Hindari
memberi komentar negatif saat anak berkreasi, apalagi disertai dengan perintah
ini itu terhadap karya yang sedang dibuatnya, karena hal ini justru dapat
menyurutkan semangatnya berkreasi.
-
Peliharalah
harga diri anak dengan mengungkapkan terlebih dahulu komentar anda secara
positif, misalnya “bunda senang adek bisa membuat menara seperti itu, lain kali
adek buat yang lebih tinggi dan tidak mudah ambruk ya.” Dengan demikian anak
akan merasa dirinya mampu dan dihargai lingkungannya
d. Produk
Pada tahap ini anak sudah bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan yaitu :
Pada tahap ini anak sudah bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan yaitu :
-
Hargailah
hasil kreatifitas mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan.
-
Pajanglah
karya anak anda di kamar mereka atau tempat-tempat lain yang memungkinkan.
Dengan demikian, anak akan merasa bangga karena karyanya dihargai.
2.3 Jenis- jenis Kreativitas
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1.
Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat
kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda.
kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan,
orisinalitas, dan elaborasi.
a.
Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan
sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk
menemukan ide-ide yang baik.
b.
Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar
biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal
atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang
luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan tanggapan yang cerdik
serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.
c.
Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi
kenyataan.
2.
Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu
(berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah,
masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini
pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana
yang diperlukan.
3.
Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara
kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang
diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna
dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang
memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak
untuk berkreasi.
Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang
bermakna bagi individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak,
hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum
pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan
orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia
merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini
bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu,
dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal
baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari
hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah
2.4 Upaya meningkatkan kreativitas
siswa dalam pembelajaran sejarah
Mata
Pelajaran IPS Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan
masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis peristiwa yang
terjadi di masyarakat. Dengan mempelajari sejarah diharapkan siswa mampu
memahami fakta, peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan
cara berfikir kritis dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya dalam
kehidupan sehari-hari. Tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa dalam materi
sejarah masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan minat siswa belajar sejarah
cenderung rendah dan akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Kurangnya minat dan rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Sejarah kemungkinan juga disebabkan oleh faktor guru yang belum mampu
mengembangkan kreativitas dan kurang optimal dalam melibatkan siswa pada
kegiatan belajar mengajar serta belum melakukan berbagai inovasi dalam
pembelajaran.
Pada
kegiatan pembelajaran siswa menyimak materi dan terlihat seakan-akan telah
memahami materi, tetapi ketika diadakan evaluasi dengan memberikan soal ulangan
harian, rata-rata ketuntasan siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan.
Bertolak dari kenyataan ini, maka sebagai guru IPS Sejarah mencoba melakukan
inovasi pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar sehingga hasil belajar siswa dapat dioptimalkan. Perhatian tertuju
pada berbagai kegiatan yang disenangi siswa dengan tujuan melakukan
sinkronisasi kesenangan siswa dengan kegiatan pembelajaran. Salah satu kegiatan
yang banyak disukai oleh siswa adalah menonton siaran televisi. Mereka sering
menghabiskan berjam-jam waktu menonton acara kesayangan mereka di televisi. Berdasarkan
pengamatan tersebut, maka dicoba mengembangkan suatu model pembelajaran dengan
mengadopsi salah satu acara televisi, yaitu acara Dialog Interaktif. Dialog
interaktif ini dipilih karena sesuai dengan karasteristik materi sejarah yang
banyak mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting pada masa lampau.
-
Pembelajaran
Model Dialog Interaktif
Strategi-strategi belajar telah
banyak dibicarakan oleh para ahli yang pada umumnya menekankan pada tiga ide
utama yaitu :
1. Intelektual berkembang pada saat
individu menghadapi ide-ide baru dan sulit serta mengaitkan ide-ide tersebut
dengan apa yang mereka ketahui,
2. Ide kedua berkaitan dengan interaksi
dengan orang lain, dapat memperkaya perkembangan intelektual,
3. Peran guru sebagai seorang pembantu
dan mediator pembelajaran siswa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003), dialog berarti
percakapan antara dua tokoh atau lebih. Sedangkan interaktif artinya bersifat saling aktif. Dialog Interaktif
merupakan kegiatan mengundang seorang atau beberapa tokoh dengan tujuan
membahas masalah aktual atau permasalahan yang menyangkut kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
Secara sederhana model dialog
interaktif dalam pembelajaran di kelas adalah diskusi yang dilakukan oleh siswa
secara kelompok, dimana salah seorang berperan sebagai presenter (pembawa
acara) salah satu stasiun TV, dan anggota lainnya berperan sebagai saksi
sejarah, tokoh atau pakar dalam materi sejarah yang sedang dipelajari. Mereka
lalu terlibat dialog yang melibatkan kelompok lain yang berperan sebagai
pemirsa di studio atau di rumah. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan
perumusan kesimpulan, refleksi dan pemberian tugas (PR).
Keunggulan model dialog interaktif
ini adalah siswa digiring untuk melakukan suatu aksi yang dekat dengan
keseharian mereka. Metode ini juga menarik karena mengajak siswa belajar sambil
bermain. Menurut Meier (2004 : 206), jika dilaksanakan secara bijaksana akan
memberikan manfaat yaitu:
a. Menyingkirkan keseriusan yang
menghambat;
b. Menghilangkan stres dalam lingkungan
belajar
c. Mengajak siswa terlibat penuh dalam
proses pembelajaran;
d. Meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar.
Terdapat perbedaan nilai hasil
belajar yang diajar dengan menggunakan metode diskusi model konvensional
dengan diskusi model dialog interaktif. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran termasuk salah satu model pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan model dialog interaktif
dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa karena model pembelajaran
ini melibatkan aspek intelektual dan sosio emosional siswa. Selain itu dapat
pula meningkatkan kecakapan sosial siswa, yakni kemampuan berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan
menghasilkan suatu gagasan atau pendekatan baru guna memecahkan suatu masalah. Konsep dasar kreativitas berdasarkan
pada strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para
ahli dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara
benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua
anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk itu diperlukan peran
orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut. Melalui strategi 4P ini
diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas anaknya.
Mata Pelajaran IPS Sejarah merupakan
pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip
sebab akibat dan kronologis peristiwa yang terjadi di masyarakat. Dengan
mempelajari sejarah diharapkan siswa mampu memahami fakta, peristiwa dan
perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan cara berfikir kritis dan mengimplementasikan
ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar