Rabu, 17 Desember 2014

PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH





PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH


 (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar)
 Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto M.Pd.





Oleh :
Muhasanah
(120210302031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Sejarah “dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Suranto M.Pd.selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.



Jember, 29 September 2014

Penyusun




 

 

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................. 4
              1.1            Latar Belakang.................................................................................... 4
              1.2            Rumusan Masalah............................................................................... 4
              1.3            Tujuan ................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................... 6
              2.1            Pengertian Kreativitas......................................................................... 6
              2.2            Konsep Dasar Kreativitas.................................................................... 7
              2.3            Jenis- Jenis Kreativitas........................................................................ 10
              2.4            Upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah .. 11

BAB 3. PENUTUP............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15





BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja terdidik. Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi atau  metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Namun,  untuk menciptakan pendidikan  yang efektif sangat sulit. Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien, tidak terkecuali pada pelajaran sejarah.
Ada yang menyatakan bahwa memberikan pelajaran sejarah merupakan sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak mungkin sama sekali, karena pelajaran sejarah bukan sebagai dasar ilmu pengetahuan, bahkan sangat mengaburkan konsep dan prinsip sejarah. Padahal bangsa manapun di dunia, tidak pernah ada suatu bangsa yang melupakan sejarah bangsanya, asal-usul dan perjuangan mereka untuk hidup dan merdeka, karena sejarah merupakan satu bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah adalah menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air bangsa dan negara, serta pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antarbangsa dan negara, sehingga anak memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat negara di dunia.(Kasmadi,1996:13).
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1.      Apa pengertian kreativitas ?
2.      Bagaimanakah konsep dasar kreativitas?
3.      Apa  sajakah jenis- jenis kreativitas?
4.      Bagaimanakah Upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah?
1.3  Tujuan
Adapun tujuannya yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengertian kreativitas
2.      Untuk mengetahui konsep dasar kreativitas
3.      Untuk mengetahui jenis- jenis kreativitas
4.      Untuk mengetahui upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah


















BAB 2 PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kreativitas
Beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya yaitu :
-          Utami Munandar (1995 : 25) kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
-          Imam Musbikin (2006 : 6) kreativitas adalah kemampuan memulai ide, melihat hubungan yang baru, atau tak diduga sebelumnya, kemampuan memformulasikan konsep yang tak sekedar menghafal, menciptakan jawaban baru untuk soal-soal yang ada, dan mendapatkan pertanyaan baru yang perlu di jawab.
-           Mangunhardjana (1986 : 11) adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya berguna (useful), lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik atau banyak
-          Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
-           Baron (1969) yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
-          Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
-          Clark Moustakis (1967), ahli psikologi humanistic menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.
-          Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif
-          Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
-          Haefele (1962), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.
-          Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Dari berbagai pengertian di atas yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah  kemampuan seseorang untuk menemukan dan menghasilkan suatu gagasan atau pendekatan baru guna memecahkan suatu masalah.
2.2                    Konsep dasar Kreativitas
Konsep dasar kreatifitas menurut para ahli sangat beragam. Menurut Olson, kreativitas itu merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau berkreasi. Setiap manusia diberikan akal pikiran untuk dapat mencerna sesuatu hal-hal sehingga timbul suatu hasil yang diciptakan dari pemikiran kreatif tersebut. Sedangkan menurut Churlock, kreativitas adalah proses menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun objek dalam suatu bentuk susunan baru, menciptakan suatu ide baru merupakan suatu tolak ukur konsep dasar kreativitas yang dimiliki sesorang. Sedangkan  menurut Evan, kreativitas itu adalah keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari perspektif yang baru, dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih suatu konsep.
Kreatifitas memiliki pola dasar, yaitu IDEA. I untuk Imajinasi. Seseorang yang kreatif memiliki imajinasi yang luas akan sesuatu. Dia tidak melihat suatu hal dari sudut pandang yang sempit, tetapi dia bisa melihat nilai lebih dari suatu hal yang bisa ia kembangkan. Imajinasi hanyalah sekedar imajinasi jika tidak didasarkan pada D = Data. Untuk mewujudkan imajinasi kita, diperlukan data-data yang akurat mengenai hal tersebut agar kita mempunyai pegangan dalam melaksanakan imajinasi kita. Setelah kita mempunyai data, kita juga perlu untuk E = Evaluasi. Lalu kita menganalisis kesiapan kita dalam menjalankan imajinasi kita. Apakah data kita sudah cukup relevan, apakah persiapan kita sudah memenuhi, apakah media yang kita gunakan sudah cukup kuat untuk mewujudkan imajinasi kita dan  lain sebagainya. Jika kita sudah mengevaluasi persiapan kita, maka saatnya untuk  A = Aksi.
Sebenarnya setiap manusia terlahir sebagai manusia yang kreatif, hanya saja daya kreatifitas itu bisa melemah karena adanya rasa takut mengubah kebiasaan, atau takut berbuat salah dan kemudian ditertawakan dan tidak memiliki rasa humor. Untuk meningkatkan hal ini dibutuhkan kepercayaan diri untuk mendobrak mindset pikiran kita dengan cara jelajahi pikiran kita dan terus bersikap terbuka terhadap gagasan baru. Kembangkan pertanyaan, karena dengan begitu kita akan membentuk pola pikiran yang tidak biasa, kemudian kita juga mengembangkan gagasan kita,
-          Konsep dasar kreativitas berdasarkan 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk.
Konsep dasar kreativitas berdasarkan pada strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para ahli dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk itu diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut. Melalui strategi 4P ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas anaknya.
a.       Pribadi
Hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan memahami pribadi mereka, diantaranya dengan :
-          Memahami bahwa setiap anak memiliki pribadi berbeda, baik dari bakat, minat, maupun keinginan.
-          Menghargai keunikan kreativitas yang dimiliki anak, dan bukan mengharapkan hal-hal yang sama antara satu anak dengan anak lainnya, karena setiap anak adalah pribadi yang “unik”, dan kreatifitas juga merupakan sesuatu yang unik.
-          Jangan membanding-bandingkan anak karena tiap anak memiliki minat, bakat, kelebihan serta ketebatasannya masing-masing. Pahamilah kekurangan anak dan kembangkanlah bakat dan kelebihan yang dimilikinya.
b.      Pendorong
Dorongan dan motivasi bagi anda sangat berguna bagi anak dalam mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan dituntut ini itu, kita dapat melakukan yaitu:
-          Berilah fasilitas dan sarana bagi mereka untuk berkreasi, misalnya melalui mainan-mainan yang bisa merangsang daya kreativitas anak misalnya balok-balok susun, lego, mainan alat dapur dan sebagainya. Hindari memberikan mainan yang tinggal pencet tombol atau mainan langsung jadi.
-          Ciptakan lingkungan keluarga yang mendukung kreatifitas anak dengan memberikan susana aman dan nyaman.
-          Hindari membatasai ruang gerak anak didalam rumah karena takut ada barang-barang yang pecah atau rusak, karena cara ini justru bisa memasung kreativitas mereka, alangkah lebih baik jika anda mau mengalah dengan menyimpan dahulu barang-barang yang mudah pecah ketempat yang aman, atau anda bisa meyediakan tempat khusus bermain anak, dimana anak bebas berkreasi.
-          Disiplin tetap diperlukan agar ide-ide kreatif mereka bisa terwujud.
c.       Proses
Proses berkreasi merupakan bagian paling penting dalam pengembangan kreativitas dimana anak anda akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukannya, baik melukis, menyusun balok, merangkai bunga dan sebagainya, beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
-          Hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan, karena secara intuisif anak akan tahu mana pujian yang tulus dan yang mana yang hanya akan basa-basi.
-          Hindari memberi komentar negatif saat anak berkreasi, apalagi disertai dengan perintah ini itu terhadap karya yang sedang dibuatnya, karena hal ini justru dapat menyurutkan semangatnya berkreasi.
-          Peliharalah harga diri anak dengan mengungkapkan terlebih dahulu komentar anda secara positif, misalnya “bunda senang adek bisa membuat menara seperti itu, lain kali adek buat yang lebih tinggi dan tidak mudah ambruk ya.” Dengan demikian anak akan merasa dirinya mampu dan dihargai lingkungannya
d.   Produk
Pada tahap ini anak sudah bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan yaitu :
-          Hargailah hasil kreatifitas mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan.
-          Pajanglah karya anak anda di kamar mereka atau tempat-tempat lain yang memungkinkan. Dengan demikian, anak akan merasa bangga karena karyanya dihargai.
2.3  Jenis- jenis Kreativitas
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1.      Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a.    Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b.    Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.
c.    Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2.      Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
3.      Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi  individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah
2.4 Upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah
Mata Pelajaran IPS Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis peristiwa yang terjadi di masyarakat. Dengan mempelajari sejarah diharapkan siswa mampu memahami fakta, peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan cara berfikir kritis dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa dalam materi sejarah masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan minat siswa belajar sejarah cenderung rendah dan akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Kurangnya minat dan rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah kemungkinan juga disebabkan oleh faktor guru yang belum mampu mengembangkan kreativitas dan kurang optimal dalam melibatkan siswa pada kegiatan belajar mengajar serta belum melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siswa menyimak materi dan terlihat seakan-akan telah memahami materi, tetapi ketika diadakan evaluasi dengan memberikan soal ulangan harian, rata-rata ketuntasan siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Bertolak dari kenyataan ini, maka sebagai guru IPS Sejarah mencoba melakukan inovasi pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa dapat dioptimalkan. Perhatian tertuju pada berbagai kegiatan yang disenangi siswa dengan tujuan melakukan sinkronisasi kesenangan siswa dengan kegiatan pembelajaran. Salah satu kegiatan yang banyak disukai oleh siswa adalah menonton siaran televisi. Mereka sering menghabiskan berjam-jam waktu menonton acara kesayangan mereka di televisi. Berdasarkan pengamatan tersebut, maka dicoba mengembangkan suatu model pembelajaran dengan mengadopsi salah satu acara televisi, yaitu acara Dialog Interaktif. Dialog interaktif ini dipilih karena sesuai dengan karasteristik materi sejarah yang banyak mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting pada masa lampau.
-          Pembelajaran Model Dialog Interaktif
Strategi-strategi belajar telah banyak dibicarakan oleh para ahli yang pada umumnya menekankan pada tiga ide utama yaitu :
1.      Intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit serta mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui,
2.      Ide kedua berkaitan dengan interaksi dengan orang lain, dapat memperkaya perkembangan intelektual,
3.      Peran guru sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), dialog berarti percakapan antara dua tokoh atau lebih. Sedangkan interaktif artinya bersifat saling aktif. Dialog Interaktif merupakan kegiatan mengundang seorang atau beberapa tokoh dengan tujuan membahas masalah aktual atau permasalahan yang menyangkut kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Secara sederhana model dialog interaktif dalam pembelajaran di kelas adalah diskusi yang dilakukan oleh siswa secara kelompok, dimana salah seorang berperan sebagai presenter (pembawa acara) salah satu stasiun TV, dan anggota lainnya berperan sebagai saksi sejarah, tokoh atau pakar dalam materi sejarah yang sedang dipelajari. Mereka lalu terlibat dialog yang melibatkan kelompok lain yang berperan sebagai pemirsa di studio atau di rumah. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan perumusan kesimpulan, refleksi dan pemberian tugas (PR).
Keunggulan model dialog interaktif ini adalah siswa digiring untuk melakukan suatu aksi yang dekat dengan keseharian mereka. Metode ini juga menarik karena mengajak siswa belajar sambil bermain. Menurut Meier (2004 : 206), jika dilaksanakan secara bijaksana akan memberikan manfaat yaitu:
a.       Menyingkirkan keseriusan yang menghambat;
b.      Menghilangkan stres dalam lingkungan belajar
c.       Mengajak siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran;
d.      Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Terdapat perbedaan nilai hasil belajar yang diajar dengan menggunakan metode diskusi model konvensional  dengan diskusi model dialog interaktif. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran termasuk salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan model dialog interaktif dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa karena model pembelajaran ini melibatkan aspek intelektual dan sosio emosional siswa. Selain itu dapat pula meningkatkan kecakapan sosial siswa, yakni kemampuan berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.





BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Kreativitas adalah  kemampuan seseorang untuk menemukan dan menghasilkan suatu gagasan atau pendekatan baru guna memecahkan suatu masalah. Konsep dasar kreativitas berdasarkan pada strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para ahli dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk itu diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut. Melalui strategi 4P ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kreativitas anaknya.
Mata Pelajaran IPS Sejarah merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis peristiwa yang terjadi di masyarakat. Dengan mempelajari sejarah diharapkan siswa mampu memahami fakta, peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu, mengembangkan cara berfikir kritis dan mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.










DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar