Jumat, 23 Mei 2014

Kedatangan Bangsa Eropa ke Amerika

Kedatangan Bangsa Eropa ke Amerika
Kedatangan  bangsa Eropa ke Amerika di perkirakan tahun 1600 M. Kelompok yang paling banyak datang berasal dari Inggris. Wilayah pemukiman pertama Inggris di Amerika adalah pos perdagangan yang didirikan di James Town tahun 1607.
Tujuan bangsa Eropa masuk ke Amerika yaitu antara lain :
1.      Untuk memperoleh kesempatan ekonomi yang lebih baik.
2.      Mencari kebebasan untuk berpolitik.
3.      Mencari kebebasan untuk beragama.
4.      Adanya faktor renaissance dan reformasi.
5.      Pengaruh adanya kemajuan teknologi.
Pada tanggal 12 Oktober 1492 salah seorang anggota penjelajah dari Spanyol yang  dipimpin oleh Christopher  Columbus,  navigator Italia, melihat sebuah pulau di kawasan  Amerika yang kemudian dikenal dengan San Salvador. Setelah mendarat sebentar, Columbus  bertemu dengan sekelompok penduduk asli yang kemudian dikenalnya dengan Indian. Sebutan  tersebut didasarkan atas keyakman bahwa San Salvador adalah  East Indies  (Indian Timur)  sebagai daerah yang dijadikan tujuan penjelajahannya.

Sebutan Indian terhadap semua penduduk  Amerika tersebut menyebar ke seluruh Eropa Barat sehingga semua penjelajah Eropa menyebut  semua penduduk asli Amerika itu sebagai orang-orang Indian. Setelah kedatangan Columbus  tersebut, ribuan  penjelajah Eropa menyusulnya dan mendarat serta bermukim di berbagai kawasan Amerika yang disebutnya sebagai New World atau dunia (daerah) baru, sebagai sebutan   yang sangat Eropa sentris. Bagi penduduk asli Amerika daerah tersebut tidak baru lagi sebab  mereka sudah bermukim di kawasan tersebut selama ribuan tahun. Timbulnya penjelajahan orang-orang Eropa ke Amerika tidak bisa dilepaskan dari  perkembangan sejarah Eropa. Antara abad ke 11 sampai 13 penduduk Eropa yang beragama  Kristen secara periodik mengunjungi daerah Laut Tengah untuk menemukan kembali kota suci  dari penguasa Muslim.
Penjelajahan yang terjadi dalam konteks Perang Salib tersebut  berpengaruh terhadap diperkenalkannya rempah-rempah dari Timur yang didatangkan oleh para  pedagang Islam ke Eropa.  Pasca  Perang salib, rempah-rempah merupakan komoditi yang sangat  berharga dan dapat mendatangkan keuntungan finansial yang berlipat ganda bagi mereka yang  memperdagangkannya. Oleh karena itu, orang-orang Eropa, terutama Portugis, Spanyol, Belanda  dan Inggris berusaha mencari jalan alternatif ke daerah sumber penghasil rempah-rempah  tersebut. Setelah adanya dominasi perdagangan oleh orang-orang Italia di laut Tengah dan  setelah jatuhnya Konstantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan Turki Usmania yang  beragama Islam tahun 1453, usaha mencari rempah-rempah dan penjelajahan dunia semakin  intensif.
1.      Penjelajahan Bangsa Portugis
Eksplorasi yang sistematis terhadap "dunia baru" Amerika dilakukan oleh bangsa   Portugis yang dipimpin oleh Pangerah Henry atau Prince Henry (1394-1460). Henry berambisi  untuk mengembangkan kejayaan Portugal dan oleh karena itu mendorong setiap penjelajah  Portugal untuk melakukan penjelajahan dan  menemukan rute baru ke kawastin yang kaya akan  rempah-rempah, emas dan perak. Melalui kepeloporan Henry, bangsa Portugis memperoleh  emas dari Afrika dan menjadikan jalur Portugal dan pantai Afiika Barat sebagai jalur  perdagangan mereka. Sejak tahun 1500 bangsa-bangsa Eropa lainnya memperoleh emas dari  Lisabon sebagai pusat perdagangan emas di Eropa.
Pada tahun 1487 Bartholomew Diaz mencapai ujung selatan Afrika Selatan. Setelah  mencapai Tanjung Harapan, Diaz kembali ke Portugal. Penjelajahan ini kemudian diteruskan  oleh seorang marinir Portugal bernama Vasco da Gam a Dalam ekspedisi ketlua (1497-1499), Vasco da Gama mencapai pelabuhan-pelabuhan India, dan sekembalinya ke Lisabon dia  membawa barang-barang yang sangat berharga di pasaran Eropa. Melihat banyaknya barang-barang dagangan yang dibawa Diaz, raja Spanyol, Manuel (1495-1521) mengirimkan 13 kapal  baru ke India dibawah pimpinan Pedro AJvares Cabral. Tujuannya adalah mendirikan pangkalan  dagang di pelabuhan-pelabuhan India.
Pelabuhan-pelabuhan penting yang dikuasai bangsa Portugis akhirnya diserahkan pada  kekuasaan tahta Portugal. Misalnya pelabuhan-pelabuhan di Brazil, Amerika Selatan, yang telah  dikuasai para pedagang Portugis diserahkan kepada tahta Spanyol. Demikian juga dengan  pelabuhan-pelabuhan dagang di Afiika, Jazirah Arab dan India diakui sebagai milik tahta  Portugal. Ekspedisi Pedro Alvares Cabral ke Brazil pada tanggal 22 April 1500 merintis  kekuasaan bangsa Portugis atas wilayah Amerika Selatan. Para penguasa dan pedagang lokal di  daerah yang  didatanginya dan yang tidak mau tunduk pada Portugal diserang dan  ditaklukkannya. Kota-kota pelabuhan India, seperti Calicut dan Goa dan pelabuhan Ormuz di  Iran diserangnya.
Dibawah gubernur Portugal di India, Alfonso (menjabat antara  1509-1515), kota-kota tersebut diserahkan kepada tahta Portugal. Demikian juga dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang semula dikuasai para pedagang Islam dari Arab, India,  Melayu, Maluku dan Malaka ditaklukkannya. Pelabuhan Malaka yang sangat raniai dan strategis  di Selat Malaka direbutnya tahun 1511, demikian juga  dengan pelabuhan-pelabuhan Maluku,  sebagai pusat penghasil rempah-rempah, dikuasainya.
Dengan penguasaan langsung-daerah-daerah yang ditaklukkannya maka negara Portugal  mulai merintis politik imperialisme, yaitu politik untuk menjadikan daerah yang ditaklukkannya  sebagai bagian dari imperium seberang lautan Portugal, dan dikuasai langsung oleh pemerintah  pusat di ibukota Lisabon, Portugal. Portugal merupakan negara pertama sejak jaman  penjelajahan yang menguasai daerah imperium seberang lautan. Melalui politik imperialisme,  Portugal memaksa bangsa-bangsa yang dikuasainya untuk tunduk pada aturan politik dan  ekonomi yang dibuatnya. Dengan deniikian para pedagang yang berada di bawah kekuasaan bangsa Portugis harus menyerahkan barang hasil produksinya dengan harga yang ditentukan oleh mereka
2.      Penjelajahan Bangsa Spanyol.
Pelayaran  Christopher Columbus  (1451-1506) tahun 1492 dapat ditempatkan dalam  konteks penjelajahan bangsa Eropa ke benua "baru" Amerika. Columbus yakin bahwa dia dapat  menemukan rute terpendek ke arah timur dengan cara berlayar ke arah barat menyeberangi  Samudera Atlantik. Dia menyangka San Salvador adalah India, negeri yang kaya akan bahan rempah-rempah. Antara tahun 1492-1502 Columbus melakukan empat kali pelayaran ke Amerika dan  menemukan kepulauan Caribia. Sampai dia mati, pulau-pulau yang didarataninya seperti Haiti, Dominica, Puerto Rico, Jamaica, Cuba dan Honduras masih diyakininya sebagai India.
Melalui rintisannya bangsa Spanyol memperoleh pengetahuan mengenai benua baru Amerika yang kemudian dijadikan sebagai wilayah koloni Spanyol. Raja Spanyol Ferdinand dan Ratu Isabela akhirnya mensponsori penjelajahan berikutnya ke Amerika untuk menghadapi dominasi bangsa Portugis yang telah melakukan penjelajahan dunia. Tindakan raja Spanyol itu menimbulkan protes Spanyol yang menganggapnya telah mengancam kepentingan Portugal di Amerika. Paus Alexander VI menengahi pertentangan  tersebut dengan cara menarik garis demarkasi antara Spanyol dan Portugal tahun 1493. Dalam  tahun 1494 kedua negara sepakat dalam  Perjanjian Tordesilas bahwa Portugal akan menguasai Brazil dan sisa benua Amerika oleh Spanyol. Tentu saja perjanian tersebut tidak berlaku bagi negara-negara lain yang juga berambisi menguasai Amerika. Niat untuk mencari  jalur pelayaran ke Asia terus dilakukan oleh bangsa Spanyol.
Penguasa Spanyol, Charles V, menugaskan  Ferdinad Magellan (1480-1521) untuk menemukan jalur langsung ke kepulauan Maluku sebagai pusat penghasil rempah -rempah. Magellans  berlayar  ke arah barat-daya melintasi Samudera Atlantik, dan sampai ke ujung selatan benua Amerika. Dari sana dia menyeberang ke Samudera Pacifik menuju arah Barat dan sampai di kepulauan Filipina tahun 1521 (pemberian nama kepulauan Philipina dilakukan tahun 1560 setelah kepulauan tersebut berada di bawah imperialisme Spanyol atas 'nama raja Philip II). Di kepulauan tersebut Magellan terbunuh. Namun deniikian pelayaran terus dilakukan oleh anak  buahnya hingga tiba kembali di Spanyol thun 1522. Pelayaran Magellan berpengaruh besar bagi  dunia ilmu pengetahuan dan membuktikan teori Columbus bahwa dunia ini bulat.
Pelayaran ini  juga memberi keterangan yang berharga bahwa Samudera Pasifik  demikian luas dan bumi ini  lebih besar dibandingkan dengan yang selama itu dipercayai orang. Penjelajahan bangsa Spanyol ke benua Amerika diikuti dengan penaklukan dan kolonisasi.  Hernando Cortez  (1485-1547) berhasil mencapai Meksiko dan menaklukkan  kerajaan Aztec yang dikuasai kaisar Montezuma. Sisa-sisa peradaban Aztec dihancurkannya  dengan kejam. Demikian juga dengan kerajaan Inca di Peru  dihancurkan oleh bangsa Spanyol  yang dirintis oleh penjelajahan Francisco Pizarro (1470-1541). Daerah-daerah baru di Amerika  Latin dikuasainya dan dijadikan sebagai bagian dari imperium Spanyol. Penaklukkan itu disusul dengan migrasi penduduk Spanyol ke daerah yang ditaklukkannya. Pada abad ke 16 di Amerika Selatan telah terdapat 200.000 penduduk Spanyol.yang melakukan kolonisasi.

3.      Penjelajahan bangsa Perancis, Belanda.
Penjelajahan bangsa Perancis ke Amerika dimulai oleh Giovanni da Verazzuno (1524)  yang menjelajah pantai Atlantik dan mencari sungai yang bisa dilayari ke arah daratan Sepuluh
tahun kemudian, Jacques Cartier mengeksplorasi Newfoundland dan menjelajah Sungai St.  Lawrence yang diangapnya sebagai jalan lintas menuju daratan China. Dalam tahun 1608  Samuel de Champlain melakukan sebelas kali eksplorasi ke Amenka Utara dan menemukan  Quebec. Daerah yang sekarang menjadi wilayah Kanada tersebut dihuni oleh orang-orang keturunan Perancis.
Bangsa Belanda menyusul bangsa Portugis dan Spanyol melakukan penjelajahan dunia termasuk ke Amenka. Para penjelajah Belanda  sudah banyak yang mendarat di kepulauan Indonesia sejak tahun 1600-an, terutama setelah tibanya kapal Cornelis de Houtman di Banten tahun 1596. Pada tahun 1602 para penjelajan dan pedagang Belanda telah mendirikan perserikatan dagang Belanda di Indonesia dengan nama VOC. Organisasi dagang tersebut  merupakan alat untuk melaksanakan kolonialisme Belanda di Indonesia dan Sri Lanka.Kolonisasi Belanda di Amerika dimulai sejak didirikannya West India Company di Pulau  Manhattan tahun 1624 sebagai pangkalan dagang kulit binatang di kawasan Amerika.
Pada tahun 1650 organisasi dagang Belanda di Amerika Selatan berhasil merebut beberapa pangkalan dagang Spanyol dan Portugal sehingga akhirnya organisasi itu mampu  mengontrol jaringan dagang antara Amerika dan Eropa. Belanda juga mendirikan koloni di New  Netherland. Namun demikian koloni tersebut tidak berkembang, bahkan tahun 1664 koloni  tersebut direbut oleh Inggris dan diganti dengan nama New York. Belanda lebih tertarik terhadap koloninya di Asia, Indonesia.
4.      Penjelajahan bangsa Inggris
Dimulai dengan penjelajahan John Cabot (pedagang Genoa yang tinggal di London), yang berniat berlayar ke Brazil tetapi mendarat di Canada (Newfoundland) tahun 1497, penjelajahan Inggris berusaha menemukan "daerah baru", seperti penjelajah Drake (1577-1580) yang berhasil mengelilingi dunia, Gilber, dan Releigh menjelajah daratan Amerika Utara. Kebijaksanan politik Ingeris dalam melakukan kolonisasi di Amerika Utara sejak abad ke-16 berkaitan dengan situasi politik di dalam negeri. Walaupun klaim Inggeris terhadap Amerika Utara berlangsung sejak penjelajahan John Cabot (1497), klaim tersebut tidak diikuti dengan tindakan nyata. Pada akhir abad ke-16 Monarki Tudor  telah mengubah kerajaan Inggris sebagai kekuatan utama di Eropa yang siap bersaing dengan negara-negara lainnya dalam  melakukan eksploitasi benua baru.
Setelah keluar dari krisis monarki abad ke-15 yang dikenal  dengan  "Wars of Roses"  atau perang-perang bunga ros dalam tubuh keluarga monarki, Inggris memasuki abad ke-16 memperoleh pemerintahan yang kuat di dalam negeri. Tampilnya keluarga  Tudor yang dipirnpin oleh  Henry VII  (1485-1509) dan  Henry VIII  (1509-1547) ditandai  dengan upaya mempersatukan semua keluarga monarki yang bertikai dan  menyatukan kesetiaan  semua warga negara terhadap tahta kerajaan.
Pada masa pemerintahannya, Henry VIII telah  dapat memperoleh kekuasaannya atas semua keluarga kerajaan, kecuali atas kekuasaan Paus di  Roma. Ketika istri pertama Henry, Catherine of Aragon tidak melahirkan anak laki-laki sebagai  putra mahkota, Henry meminta Paus di Roma untuk membatalkan perkawinannya. Ketika Paus  menolak, Henry menentang Paus dan meminta Parlemen Inggeris untuk memutuskan hubungan dengan Gereja Katholik di Roma. Akhirnya Parlemen pada tahun 1534 sepakat untuk mengharuskan undang-undang yang mengesahkan terbentuknya sistem gereja Inggris yang  berada di bawah kekuasaan Raja Inggris. Dengan undang-undang tersebut, Henry, sebagai raja  Inggris memiliki kewenangan atas pajak yang  dipungut oleh gereja serta tanah yang  dikuasainya.
Peristiwa tersebut merupakan saluran bagi terbentuknya reformasi gereja dan  protestanisme di Inggris. Setelah memperoleh kekuatan politik di dalam negeri, Henry berusaha meningkatkan kekuatan ekonomi dalam negeri melalui perdagangan luar negeri. Sistem pemagaran tanah atau  enclosure  telah mampu meningkatkan produktifitas pertanian dan peternakan sehingga mampu meningkatkan ekonomi Inggris melalui ekspor wool dan hasil pertanian. Sistem tersebut juga telah menguntungkan golongan tuan tanah dan para pedagang Namun demikian, akibat dari sistem tersebut telah banyak petard yang kehilangan lahan garapannya dan meningkatnya urbanisasi.
Antara tahun 1560-1625 penduduk Inggris telah meningkat tiga kali lipat sehingga menimbulkan kesan pada pemerintah dan warga Inggris bahwa kota-kota besar mereka telah berpenduduk terlalu banyak (overpopulated). Untuk mengatasinya, pemerintah Inggris berusaha mencari daerah koloni baru sebagai tempat tinggal warganya. Amerika sebagai benua baru  merupakan pilihan utama untuk tujuan itu.
Kaum migran yang dikirim Inggris diharapkan akan mampu meningkatkan produktifitasnya untuk kepentingan ekonomi kerajaan Inggris, seperti halnya telah dilakukan oleh bangsa Spanyol di New Spain, Amerika. Dalam merealisasikan tujuan itu, Inggris harus bersaing dengan Spanyol. Setelah mendapat laporan dari Richard Hakluyt, seorang pendukung kolonisasi Inggeis di Amerika yang menyatakan bahwa Spanyol merupakan ancaman utama bagi kepentingan kolonisasi Inggris di  benua baru tersebut, Inggeris mulai meninjau hubungan persahabatannya dengan Spanyol.
Pada masa pemerintahan Elizabeth I (1558-1603) hubungan Inggris dan Spanyol putus yang disebabkan oleh putusnya hubungan gereja Inggris dengan Roma dan dukungan Inggris terhadap gereja Protestan Belanda dalam melawan gereja Katholik Spanyol. Pada tahun 1560-an, John Hawkins merebut sejumlah pangkalan dagang Spanyol di  kepulauan Caribia dan menjual budak-budak Afiika terhadap pengusaha perkebunan di kawasan itu. Saudara sepupu Hawkins, Francis Drake juga merebut West Indies Spanyol tahun 1570-an.  Antara tahun 1577-1580, Drake merebut kapal Spanyol yang bermuatan emas di kawasan Pasifik  dan mendirikan Calofonu'a. Sedangkan perusahaan Cathay membiayai perjalanan Martin  Frobister (1576-1578) untuk mengeksplorasi daerah Kanada.
Keberhasilan para penjelajah  Inggris di Amerika terhadap kedudukan Spanyol tersebut mendorong Inggris untuk  mengintensifkan kolonisasinya atas Amerika Utara. Atas dukungan pemerintah Inggeris, Sir  Humprey Gilbert (1539-1583) berhasil mendaratkan 200 pemukim potensial di Newfoundland  tahun 1583 dan diteruskan oleh sudara tirinya, Sir Walter Raleigh (1552 -1618) yang mendirikan  koloni Virginia atas penghargaan terhadap ratu Elizabet I yang masih perawan.  Sedangkan upaya untuk mendirikan koloni di Pulau Roanoke gagal setelah tahun 1590 diketahui  bahwa semua pemukim di sana telah musnah yang sampai sekarang tidak diketahui  penyebabnya. Kegagalan dalam mendirikan beberapa koloni di Amerika Utara dijadikan bahan  pelajaran oleh Ratu Elizabeth I. Pertama, keberhasilan kolonisasi tergantung pada sumber  pertanian agar para pemukim tidak tergantung pada orang-orang Indian. Kedua; kaum kolonis  harus memelihara hubungan langsung dengan negeri  induk, Inggeris. Ketiga, perkembangan  koloni tergantung pada dukungan finansial melalui perusahaan pasar modal yang dikelola secara profesional. Upaya terakhir tersebut baru terwujud pada awal abad ke-17.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar