Jumat, 23 Mei 2014

Perkembangan Amerika Latin Setelah Perang Dunia II


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap negara Jepang, Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur tersebut. Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan hingga sekarang. Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok barat dan blok timur melainkan kelompok utara dan kelompok selatan. Kelompok Utara merupakan kelompok negara industri maju yang memiliki teknologi canggih serta produksi industri yang selalu meningkat.

Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat. Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak memiliki kekayaan alam yang cukup tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi dengan penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya alam yang melimpah. Kelompok Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang atau negara miskin. Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan bumi bagian selatan seoperti kawasan Asia, afrika, dan Amerika Latin. Secara ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada bidang pertanian. Berdasarkan kekayaan alam, negara selatan memiliki sumber daya alam yang melimpah namun kurang didukung oleh penguasaan teknologi.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalahnya yaitu:
1)      Bagimanakah Akibat dari Perang Dunia II?
2)      Bagaimanakah perkembangan Politik di Amerika Latin?
3)      Bagaimanakah perkembangan Ekonomi  di Amerika Latin ?


1.3  Tujuan
1)      Untuk mengetahui perkembangan politik di Amerika Latin
2)      Untuk mengetahui perkembangan ekonomi di Amerika Latin

















BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Akibat dari Perang Dunia II
Perang dunia kedua membawa dampak yang besar di seluruh dunia. Perang dunia kedua memberi dampak perubahan di berbagai bidang yaitu:
1.      Bidang politik
2.      Bidang Ekonomi
3.      Bidang  Sosial
Ø  Bidang Politik
Akhir dari perang dunia II, membawa dampak di bidang politik seperti:
-          Munculnya negara Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adikuasa (superpower). Keduanya bersaing dalam perang "dingin"
-          Timbul negara-negara baru seperti Indonesia (17 Agustus 1945), Filipina (4 Juli 1946)
-          Munculnya politik aliansi yang dibentuk berdasarka kepentingan bersama seperti NATO dan SEATO
-          Munculnya politik memecah belah negara seperti Jerman yang dibagi menjadi dua negara yaitu jerman barat dan jerman timur serta India terbagi menjadi India dan Pakistan
Ø  Bidang Ekonomi:
Bidang ekonomi membuat perekonomian dunia hancur. Hal ini disebabkan banyaknya kerusakan akibat perang. Hanya negara Amerika Serikat yang memiliki perekonomian stabil saat itu.
Ø  Bidang Sosial
Untuk membantu korban perang dunia II, PBB membentuk UNRA (United Nations Relief Rehabilitation Administration) yang tugasnya antara lain:
-          Memberi makan kepada orang-orang terlantar
-          Mengurus pengungsi dan menyatukan kembali dengan keluarganya
-          Mendirikan rumah sakit
-          Mengerjakan kembali tanah yang rusak
2.2 Perkembangan Politik di Amerika Latin
Amerika Latin merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh para penjajah karena memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah perpolitikannya banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Pada abad ke-16 Spanyol dan Portugis menguasai wilayah Amerika Latin dengan kekerasan dan penaklukan yang sejalan dengan politik merkantilis pada masa itu. Pada abad 17 hingga 18 wilayah di Amerika Latin menjadi perebutan penjajah Eropa, hingga mengakibatkan Amerika Latin bergantung pada ekonomi kapitalis global pasca kemerdekaan. Selain Eropa, Amerika Serikat juga cukup berpengaruh dalam situasi di Amerika Latin, salah satunya lewat Doktrin Monroe 1823 yang menyatakan bahwa wilayah benua Amerika yang merdeka telah bebas dan tidak lagi dianggap sebagai subjek kolonialisasi Eropa, sehingga AS akan turun tangan apabila negara-negara Eropa masih berusaha menjajah dan menaklukan wilayah di benua Amerika yang telah merdeka.
Pada awal abad 19, AS mulai memperkuat pengaruhnya di beberapa wilayah di Amerika Latin, didukung oleh dominasi AS pada masa Perang Dunia I. Kemudian antara tahun 1919 dan 1923 berdirilah kelompok komunis pertama di Amerika Latin, hal ini disebabkan oleh Komunis Internasional yang mulai menyebarkan pengaruhnya terutama pada wilayah-wilayah yang menunjukkan sedikit minat pada imperialisme. Masuknya pengaruh komunis ini telah melahirkan Liga Antiimperialista de las Americas atau LADLA pada tahun 1925. Pada tahun 1930an fasisme mulai menyebar sehingga demokrasi di Amerika Latin mulai pudar, hal ini mendorong terjadinya gerakan otoritarian. Namun hal ini tidak bertahan lama, pasca Perang Dunia II, AS yang muncul sebagai pemenangnya kembali berhasil merebut pengaruhnya di Amerika Latin. Akibatnya komunisme di Amerika Latin mulai memudar akibat adanya Containment Policy yang dikobarkan AS, hal ini dibuktikan dengan terbentuknya sistem Pan American pada 1947, Organization of American States pada 1948, dan pembentukan kerjasama militer dengan berbagai negara di Amerika Latin.
Pada abad ke-20 muncul substansi dan pengaruh besar dari tradisi geopolitik di Amerika Latin. Pada tahun 1960an mulai diberlakukan kekuasaan militer dalam waktu yang lama, seperti di Brasil dari tahun 1964 hingga akhir 1980-an, di Argentina setelah tahun 1966 dan tahun 1976-1982, dan di Chili tahun 1973-1990.  Ideologi geopolitik memiliki dampak yang cukup besar selama kekuasaan ini dijalankan dan individu geopolitikan menjadi tokoh utama dalam pemerintahan. Sejarah politik dan hubungan internasional Amerika Latin telah membentuk popularitas geopolitik wilayah tersebut. Munculnya negara merdeka dari Spanyol dan Portugis meninggalkan permasalahan batas dan klaim yang seringkali terjadi di beberapa wilayah. Namun pada kenyataannya Amerika Selatan tidak pernah berperan lebih aktif dalam dunia geopolitik. Muncullah Tambs dengan “new heartland theory” yang menyatakan bahwa teori Mackinder memang memiliki relevansi langsung pada Amerika Latin dan konsep daerah heartland serta pivot dapat diterapkan di sana. Amerika Latin memiliki dua zona strategis, yaitu cekungan Karibia dan segitiga Bolivia. Hal ini disebabkan oleh adanya pegunungan Andes dan sungai Amazon yang dapat mengisolasi negara di dalamnya dari kompetisi negara luar.
Geopolitik Amerika Latin lebih mengutamakan pada antar benua, oleh karena itu mereka fokus pada perbatasan dan persaingan antar negara. Muncul pula perspektif baru dan peristiwa internasional yang menghubungkan Amerika Latin dengan wilayah jantungnya sehingga menyeret wilayah-wilayah tersebut ke permainan geopolitik global. Namun pada kenyataannya skema geopolitik yang ada memang melebih-lebihkan kondisi agar suatu negara melakukan sebuah tindakan, hal ini didorong untuk mencapai kepentingan politik namun tidak menjalankan cara politik yang efektif. Dinamika politik negara-negara Amerika Latin mengalami perkembangan yang unik walaupun tujuan dan prioritas mereka tidak berubah. Perkembangan tersebut mengalami beberapa tahapan, yaitu pendalaman demokrasi, pluralitas dalam bentuk organisasi dan civil society, serta adanya peranan gereja yang pada abad 19 sempat mengalami penentangan. Selain itu, globalisasi juga yang telah mendorong perubahan dalam pembuatan kebijakan baik yang berkaitan dengan domestik maupun luar negeri dalam ranah politik maupun ideologi.
2.3 Perkembangan Ekonomi  di Amerika Latin
Negara di Amerika latin yang baru saja mendapatkan kemerdekaan setelah berakhirnya PerangDunia II menginginkan pertumbuhan ekonomi. Sudah tentu ekonomi menjadi salah satu unsur  power  yang mesti dimiliki oleh suatu negara guna menjamin survival-nya dalam dunia internasional. Setiap negara menginginkan posisi yang menjamin kedudukan mereka, untuk itu mereka menginginkan negara dengan pereknomian yang maju. Namun kondisi negara-negara tersebut tidak cukup kondusif untuk mendukung perekonomian mereka. Sebaliknya mereka dihadapkan pada kenyataan perekonomian internasionalsaat itu sedang dilanda Depresi Hebat (1930). Depresi Hebat mengakibatkan mereka kehilangan pasar internasional untuk memasarkan hasil produksi mereka. Tidak banyak bisa dilakukan, akan tetapi ini tidak mengakibatkan negara-negara tersebut jatuh kedalam resesi. Sebaliknya negara-negara baru tersebut khususnya negara di Amerika Selatan menggunakan strategi yang disebut Import-Subtiuting Industrialization (ISI) yang dikenal dengan usaha untuk mengurangi partisipasi (yang menimbulkan ketergantungan) dalam pasar internasional dan mengalihkan perhatian pada pertumbuhan domestik. Lebih spesifiknya, mengganti kebutuhan barang yang diimpor dengan produksi domestik. Latar belakang negara isolasionisme ekonomi Amerika latin adalah tersangkut dengan sejarah kolonial yang membentuk persamaan di antara negara Amerika latinuntuk menganut anti-kolonialisme dan anti-kapitalisme. Hal ini menyebabkan wacana kebijakan politik pemerintahan nasional cenderung berkiblat pada komunisme dan Uniknya ketika negara-negara maju telahmeninggalkan nasionalisme ekonomi karena dirasa liberalisasi ekonomi lebih menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang lebih kompetitif dan progresif, negara Amerika latin pada saat yang sama menganut nasionalisme ekonomi.Lahirnya ide nasionalis ekonomi di negara Amerika latin sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Sebaliknya, ide tersebut sebenarnya sudah lahir pada era sebelum 1930-an, akan tetapi motorik pertama dilansir hadir sejak adanya krisis Depresi Hebat. Berasal dari tulisan seorang pebisnis Brasil yang menyuarakan kemandirian ekonomi yang disetir oleh pemerintahannasional dengan kebijakan-kebijakan yang sangat populis. Frieden meyakini Brasil merupakan salahsatu negara penggerak yang mendukung konsep kemandirian ekonomi.
Depresi ekonomi Amerika latin bersifat sangat global karena adanya perdagangan internasional yang mengkatalisasi runtuhnya ekonomi secara global sekaligus penggunaan kurs mata uang internasionalyang mesti digunakan dalam setiap transaksi internasional. Serperti halnya negara-negara maju, Amerika latin terkena dampak depresi ekonomi yang sangat signifikan. Dampak utamanya adalah, negara Amerika latin kehilangan pasar internasional dan ladang ekspornya. Peristiwa jatuhnya perekonomian kapitalis dalam Depresi Hebat mengakibatkan ide tersebutsemakin gencar disebarluaskan dan lebih banyak negara Amerika latin yang menganutnya. Beberapa negara tersebut adalah Argentina, Meksiko, dan Chile. Selain itu, negara-negara tersebut terbukti mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan disebabkan adanya modifikasi ekonomi denganmemproduksi barang impor. Strategi demikian disebut import-substituting industrialization. Ketika pemerintahan nasional memfokuskan pada pertumbuhan ekonomi domestik maka banyak kebijakan intensif dikeluarkan contohnya secara spesifik pada masing-masing negara adalah sebagai berikut:
Pertama, pemerintah nasional memberikan stimulus ekonomi dalam bentuk subsidi daninsentif industri meliputi pemotongan pajak investasi dan kredit murah sekaligus memberikanindustri lokal akses pilihan yang lebih mudah terhadap akses barang kapital import, suku cadang,dan bahan mentah. Sementara itu, sistem Bretton Woods mengijinkan pemerintah nasional secara leluasamemanipulasi nilai tukarnya sesuai dengan kondisi ekonomi domestik, ini memudahkan pemerintahnasional menyediakan dolar sehingga industri lokal sanggup membeli investasi asing seperti inovasiteknologi maju jauh lebih mudah. Dengan kata lain, sementara negara maju sibuk mengatur  perekonomian secara positif sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing terkait sektor ekonomi, di saat yang sama negara Amerika latin mengambil keuntungan besar untuk memajukan pertumbuhan ekonomi lokal secara sangat signifikan.Ini yang menurut saya perbedaan signifikan bagaimana nasionalisme ekonomi negara majuterdahulu menjadi berbeda dengan strategi ekonomi milik negara Amerika latin dalammenggunakan (menciptakan) kesempatan pertumbuhan ekonomi yang progresif. Ini membuat pertumbuhan nasionalisme ekonomi mereka lebih impresif daripada pertumbuhan nasionalisekonomi terdahulu prasistem Bretton Woods. Pertumbuhan ekonmi Amerika latin mencapai empatkali kapasitas ekonomi negara maju di saat mereka menganut nasionalisme serupa. Frieden tidak menampikkan ketika perekonomian Meksiko berlipat empat, sementara Brazil berlipat delapan daripada negara-negara maju pada kurun waktu pertumbuhan ekonomi yang sama. Mengadopsi sistem ekonomi sosialis, pemerintah nasional Amerika latin mengijinkankepemilikan sektor-sektor vital negara seperti pabrik-pabrik manufaktur, kimia, ladang minyak, pertambangan. Selain itu, industrialisasi di negaraAmerika latin didanai secara besar-besaran oleh pemerintah nasional masing-masing.
Kedua, meskipun tidak seimpresif negara Amerika latin dan menjadi saksi pertumbuhanekonomi positif contoh dari India, China, dan Turki, kini negara dunia ketiga turut mengadopsi nilaiekonomis penting dari ISI. Revolusi industri terjadi di beberapa negara Asia dan Afrika. Revolusi industri yang membawa nilai-nilai integrasi ekonomi yakni perubahan ekonomi tradisional seperti pertanian dan pertambangan menuju ke arah industrialisasi besar-besaran berbasis teknologi daninvestasi kapital merambah negara Mesir, Thailand, Nigeria, Korea, dan Indonesia. Kebijakan ekonomi serupa juga diterapkan di negara dalam kawasan tersebut, proteksionisme menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi secara signifikan dengan menggunakan kemudahandalam sistem Bretton Woods terdahulu. Kebijakan-kebijakan ekonomi oleh pemerintah secaraleluasa diterapkan sesuai dengan kondisi ekonomi di masing-masing negara. Negara Asia danAfrika yang memiliki sumber daya alam minyak tinggi mencapai suplus ekonomi yang luar biasa,mengakibatkan mereka mampu berinvestasi lebih berani dan lebih banyak mendatangkan penerimaan negara. Demi kemajuan ekonomi yang lebih menguntungkan perekonomian domestik,negara Asia Afrika menganut ISI. Untuk mendukung terwujudnya ISI, mereka menerapkan kemudahan-kemudahan ekonomi serupa dengan Amerika latin. Akan tetapi, dalam kenyataannya mereka berbeda dengan Amerika latin, negara Asia Afrika tidak sepenuhnya kehilangan pasar internasional. Beberapa diantaranya masih terikat dengan persemakmuran seperti Malaysia dan Hongkong, sehingga pasar ekspor mereka tetap mengalir meskipun pada masa Depresi Hebat, pasar tersebut hilang. Sehingga strategi ISI menurut Asia dan Afrika adalah mendukung perekonomian domestik untuk mendorong kegiatan ekspor. Hasilnya, negara yang menerapkan strategi ISI ialah Korea Selatan dan Taiwan masing-masing mampu menumbuhkan ekonomi sebesar 20 % dan 16 %, negara Filipina, Moroko, dan Ghana mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga tiga kali lipat.






BAB 3 PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Perang dunia kedua membawa dampak yang besar di seluruh dunia. Perang dunia kedua memberi dampak perubahan di berbagai bidang yaitu:
-          Bidang politik
-          Bidang Ekonomi
-          Bidang  Sosial
Amerika Latin merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh para penjajah karena memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah perpolitikannya banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Pada abad ke-16 Spanyol dan Portugis menguasai wilayah Amerika Latin dengan kekerasan dan penaklukan yang sejalan dengan politik merkantilis pada masa itu. Pada abad 17 hingga 18 wilayah di Amerika Latin menjadi perebutan penjajah Eropa, hingga mengakibatkan Amerika Latin bergantung pada ekonomi kapitalis global pasca kemerdekaan.
Negara di Amerika latin yang baru saja mendapatkan kemerdekaan setelah berakhirnya PerangDunia II menginginkan pertumbuhan ekonomi. Sudah tentu ekonomi menjadi salah satu unsur  power  yang mesti dimiliki oleh suatu negara guna menjamin survival-nya dalam dunia internasional. Setiap negara menginginkan posisi yang menjamin kedudukan mereka, untuk itu mereka menginginkan negara dengan pereknomian yang maju. Namun kondisi negara-negara tersebut tidak cukup kondusif untuk mendukung perekonomian mereka. Sebaliknya mereka dihadapkan pada kenyataan perekonomian internasionalsaat itu sedang dilanda Depresi Hebat (1930).


DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar