BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setelah
perekonomian Jepang lumpuh akibat perang dunia II dan serangan sekutu terhadap
negara Jepang, Jepang mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang
hancur tersebut. Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan
dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih
fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu
memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga akhirnya
Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik sebagai pasar impor,
penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi asing yang dia pertahankan
hingga sekarang. Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi atas blok
barat dan blok timur melainkan kelompok utara dan kelompok selatan. Kelompok
Utara merupakan kelompok negara industri maju yang memiliki teknologi canggih
serta produksi industri yang selalu meningkat.
Secara ekonomis
mereka memiliki ekonomi yang kuat. Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak
memiliki kekayaan alam yang cukup tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi
dengan penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber daya alam yang
melimpah. Kelompok Selatan merupakan kelompok negara yang sedang berkembang
atau negara miskin. Negara Selatan meliputi negara yang terletak di belahan
bumi bagian selatan seoperti kawasan Asia, afrika, dan Amerika Latin. Secara
ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada
bidang pertanian. Berdasarkan kekayaan alam, negara selatan memiliki sumber
daya alam yang melimpah namun kurang didukung oleh penguasaan teknologi.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalahnya yaitu:
1)
Bagimanakah
Akibat dari Perang Dunia II?
2)
Bagaimanakah
perkembangan Politik di Amerika Latin?
3)
Bagaimanakah
perkembangan Ekonomi di Amerika Latin ?
1.3
Tujuan
1)
Untuk
mengetahui perkembangan politik di Amerika Latin
2)
Untuk
mengetahui perkembangan ekonomi di Amerika Latin
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1 Akibat dari Perang Dunia II
Perang dunia kedua membawa dampak yang besar di seluruh dunia.
Perang dunia kedua memberi dampak perubahan di berbagai bidang yaitu:
1.
Bidang
politik
2.
Bidang
Ekonomi
3.
Bidang Sosial
Ø Bidang Politik
Akhir dari perang dunia II, membawa dampak di bidang politik
seperti:
-
Munculnya
negara Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adikuasa (superpower).
Keduanya bersaing dalam perang "dingin"
-
Timbul
negara-negara baru seperti Indonesia (17 Agustus 1945), Filipina (4 Juli 1946)
-
Munculnya
politik aliansi yang dibentuk berdasarka kepentingan bersama seperti NATO dan
SEATO
-
Munculnya
politik memecah belah negara seperti Jerman yang dibagi menjadi dua negara
yaitu jerman barat dan jerman timur serta India terbagi menjadi India dan Pakistan
Ø Bidang Ekonomi:
Bidang ekonomi membuat perekonomian dunia hancur. Hal ini
disebabkan banyaknya kerusakan akibat perang. Hanya negara Amerika Serikat yang
memiliki perekonomian stabil saat itu.
Ø Bidang Sosial
Untuk membantu korban perang dunia II, PBB membentuk UNRA (United
Nations Relief Rehabilitation Administration) yang tugasnya antara lain:
-
Memberi
makan kepada orang-orang terlantar
-
Mengurus
pengungsi dan menyatukan kembali dengan keluarganya
-
Mendirikan
rumah sakit
-
Mengerjakan
kembali tanah yang rusak
2.2 Perkembangan Politik di Amerika Latin
Amerika
Latin merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh para penjajah karena
memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah perpolitikannya
banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Pada abad ke-16 Spanyol dan
Portugis menguasai wilayah Amerika Latin dengan kekerasan dan penaklukan yang
sejalan dengan politik merkantilis pada masa itu. Pada abad 17 hingga 18
wilayah di Amerika Latin menjadi perebutan penjajah Eropa, hingga mengakibatkan
Amerika Latin bergantung pada ekonomi kapitalis global pasca kemerdekaan. Selain
Eropa, Amerika Serikat juga cukup berpengaruh dalam situasi di Amerika Latin,
salah satunya lewat Doktrin Monroe 1823 yang menyatakan bahwa wilayah benua
Amerika yang merdeka telah bebas dan tidak lagi dianggap sebagai subjek
kolonialisasi Eropa, sehingga AS akan turun tangan apabila negara-negara Eropa
masih berusaha menjajah dan menaklukan wilayah di benua Amerika yang telah
merdeka.
Pada awal abad 19, AS mulai memperkuat
pengaruhnya di beberapa wilayah di Amerika Latin, didukung oleh dominasi AS pada
masa Perang Dunia I. Kemudian antara tahun 1919 dan 1923 berdirilah kelompok
komunis pertama di Amerika Latin, hal ini disebabkan oleh Komunis Internasional
yang mulai menyebarkan pengaruhnya terutama pada wilayah-wilayah yang
menunjukkan sedikit minat pada imperialisme. Masuknya pengaruh komunis ini
telah melahirkan Liga Antiimperialista de las Americas atau LADLA pada tahun 1925. Pada tahun 1930an
fasisme mulai menyebar sehingga demokrasi di Amerika Latin mulai pudar, hal ini
mendorong terjadinya gerakan otoritarian. Namun hal ini tidak bertahan lama,
pasca Perang Dunia II, AS yang muncul sebagai pemenangnya kembali berhasil
merebut pengaruhnya di Amerika Latin. Akibatnya komunisme di Amerika Latin
mulai memudar akibat adanya Containment Policy yang dikobarkan AS, hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya sistem Pan American pada 1947, Organization of American States pada 1948, dan pembentukan kerjasama militer
dengan berbagai negara di Amerika Latin.
Pada abad ke-20 muncul substansi dan pengaruh
besar dari tradisi geopolitik di Amerika Latin. Pada tahun 1960an mulai
diberlakukan kekuasaan militer dalam waktu yang lama, seperti di Brasil dari
tahun 1964 hingga akhir 1980-an, di Argentina setelah tahun 1966 dan tahun 1976-1982,
dan di Chili tahun 1973-1990. Ideologi
geopolitik memiliki dampak yang cukup besar selama kekuasaan ini dijalankan dan
individu geopolitikan menjadi tokoh utama dalam pemerintahan. Sejarah politik
dan hubungan internasional Amerika Latin telah membentuk popularitas geopolitik
wilayah tersebut. Munculnya negara merdeka dari Spanyol dan Portugis
meninggalkan permasalahan batas dan klaim yang seringkali terjadi di beberapa
wilayah. Namun pada kenyataannya Amerika Selatan tidak pernah berperan lebih
aktif dalam dunia geopolitik. Muncullah Tambs dengan “new heartland theory”
yang menyatakan bahwa teori Mackinder memang memiliki relevansi langsung pada
Amerika Latin dan konsep daerah heartland serta pivot dapat diterapkan di sana. Amerika
Latin memiliki dua zona strategis, yaitu cekungan Karibia dan segitiga Bolivia.
Hal ini disebabkan oleh adanya pegunungan Andes dan sungai Amazon yang dapat
mengisolasi negara di dalamnya dari kompetisi negara luar.
Geopolitik
Amerika Latin lebih mengutamakan pada antar benua, oleh karena itu mereka fokus
pada perbatasan dan persaingan antar negara. Muncul pula perspektif baru dan
peristiwa internasional yang menghubungkan Amerika Latin dengan wilayah
jantungnya sehingga menyeret wilayah-wilayah tersebut ke permainan geopolitik
global. Namun pada kenyataannya skema geopolitik yang ada memang
melebih-lebihkan kondisi agar suatu negara melakukan sebuah tindakan, hal ini
didorong untuk mencapai kepentingan politik namun tidak menjalankan cara
politik yang efektif. Dinamika politik negara-negara Amerika Latin mengalami
perkembangan yang unik walaupun tujuan dan prioritas mereka tidak berubah.
Perkembangan tersebut mengalami beberapa tahapan, yaitu pendalaman demokrasi,
pluralitas dalam bentuk organisasi dan civil society, serta adanya peranan
gereja yang pada abad 19 sempat mengalami penentangan. Selain itu, globalisasi juga
yang telah mendorong perubahan dalam pembuatan kebijakan baik yang berkaitan
dengan domestik maupun luar negeri dalam ranah politik maupun ideologi.
2.3 Perkembangan
Ekonomi di Amerika Latin
Negara di Amerika latin yang baru saja mendapatkan kemerdekaan
setelah berakhirnya PerangDunia II menginginkan pertumbuhan ekonomi. Sudah
tentu ekonomi menjadi salah satu unsur power yang mesti
dimiliki oleh suatu negara guna menjamin survival-nya dalam dunia
internasional. Setiap negara menginginkan posisi yang menjamin kedudukan
mereka, untuk itu mereka menginginkan negara dengan pereknomian yang maju. Namun
kondisi negara-negara tersebut tidak cukup kondusif untuk
mendukung perekonomian mereka. Sebaliknya mereka dihadapkan pada kenyataan
perekonomian internasionalsaat itu sedang dilanda Depresi Hebat (1930). Depresi
Hebat mengakibatkan mereka kehilangan pasar internasional untuk memasarkan
hasil produksi mereka. Tidak banyak bisa dilakukan, akan tetapi ini tidak
mengakibatkan negara-negara tersebut jatuh kedalam resesi. Sebaliknya
negara-negara baru tersebut khususnya negara di Amerika Selatan menggunakan
strategi yang disebut Import-Subtiuting Industrialization (ISI) yang dikenal
dengan usaha untuk mengurangi partisipasi (yang menimbulkan ketergantungan)
dalam pasar internasional dan mengalihkan perhatian pada pertumbuhan
domestik. Lebih spesifiknya, mengganti kebutuhan barang yang diimpor dengan
produksi domestik. Latar belakang negara isolasionisme ekonomi Amerika latin
adalah tersangkut dengan sejarah kolonial yang membentuk persamaan di antara
negara Amerika latinuntuk menganut anti-kolonialisme dan anti-kapitalisme. Hal
ini menyebabkan wacana kebijakan politik pemerintahan nasional cenderung
berkiblat pada komunisme dan Uniknya ketika negara-negara maju
telahmeninggalkan nasionalisme ekonomi karena dirasa liberalisasi ekonomi lebih
menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang lebih kompetitif dan progresif,
negara Amerika latin pada saat yang sama menganut nasionalisme ekonomi.Lahirnya
ide nasionalis ekonomi di negara Amerika latin sebenarnya bukan merupakan hal
yang baru. Sebaliknya, ide tersebut sebenarnya sudah lahir pada era
sebelum 1930-an, akan tetapi motorik pertama dilansir hadir sejak adanya krisis
Depresi Hebat. Berasal dari tulisan seorang pebisnis Brasil yang menyuarakan
kemandirian ekonomi yang disetir oleh pemerintahannasional dengan
kebijakan-kebijakan yang sangat populis. Frieden meyakini Brasil merupakan
salahsatu negara penggerak yang mendukung konsep kemandirian ekonomi.
Depresi ekonomi Amerika latin bersifat sangat global karena adanya
perdagangan internasional yang mengkatalisasi runtuhnya ekonomi secara global
sekaligus penggunaan kurs mata uang internasionalyang mesti digunakan dalam
setiap transaksi internasional. Serperti halnya negara-negara maju, Amerika
latin terkena dampak depresi ekonomi yang sangat signifikan. Dampak utamanya
adalah, negara Amerika latin kehilangan pasar internasional dan ladang
ekspornya. Peristiwa jatuhnya perekonomian kapitalis dalam Depresi Hebat
mengakibatkan ide tersebutsemakin gencar disebarluaskan dan lebih banyak negara
Amerika latin yang menganutnya. Beberapa negara tersebut adalah Argentina,
Meksiko, dan Chile. Selain itu, negara-negara tersebut terbukti mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan disebabkan adanya modifikasi ekonomi
denganmemproduksi barang impor. Strategi demikian disebut import-substituting
industrialization. Ketika pemerintahan nasional memfokuskan pada pertumbuhan
ekonomi domestik maka banyak kebijakan intensif dikeluarkan contohnya
secara spesifik pada masing-masing negara adalah sebagai berikut:
Pertama, pemerintah nasional memberikan stimulus ekonomi dalam
bentuk subsidi daninsentif industri meliputi pemotongan pajak investasi dan
kredit murah sekaligus memberikanindustri lokal akses pilihan yang lebih mudah
terhadap akses barang kapital import, suku cadang,dan bahan mentah. Sementara
itu, sistem Bretton Woods mengijinkan pemerintah nasional secara
leluasamemanipulasi nilai tukarnya sesuai dengan kondisi ekonomi domestik, ini
memudahkan pemerintahnasional menyediakan dolar sehingga industri lokal sanggup
membeli investasi asing seperti inovasiteknologi maju jauh lebih mudah. Dengan
kata lain, sementara negara maju sibuk mengatur perekonomian secara
positif sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing terkait
sektor ekonomi, di saat yang sama negara Amerika latin mengambil
keuntungan besar untuk memajukan pertumbuhan ekonomi lokal secara sangat
signifikan.Ini yang menurut saya perbedaan signifikan bagaimana nasionalisme
ekonomi negara majuterdahulu menjadi berbeda dengan strategi ekonomi milik
negara Amerika latin dalammenggunakan (menciptakan) kesempatan pertumbuhan
ekonomi yang progresif. Ini membuat pertumbuhan nasionalisme ekonomi
mereka lebih impresif daripada pertumbuhan nasionalisekonomi terdahulu
prasistem Bretton Woods. Pertumbuhan ekonmi Amerika latin mencapai empatkali
kapasitas ekonomi negara maju di saat mereka menganut nasionalisme serupa. Frieden
tidak menampikkan ketika perekonomian Meksiko berlipat empat, sementara
Brazil berlipat delapan daripada negara-negara maju pada kurun waktu
pertumbuhan ekonomi yang sama. Mengadopsi sistem ekonomi sosialis, pemerintah
nasional Amerika latin mengijinkankepemilikan sektor-sektor vital negara
seperti pabrik-pabrik manufaktur, kimia, ladang minyak, pertambangan. Selain
itu, industrialisasi di negaraAmerika latin didanai secara besar-besaran oleh
pemerintah nasional masing-masing.
Kedua, meskipun tidak seimpresif negara Amerika latin dan menjadi
saksi pertumbuhanekonomi positif contoh dari India, China, dan Turki, kini
negara dunia ketiga turut mengadopsi nilaiekonomis penting dari ISI. Revolusi
industri terjadi di beberapa negara Asia dan Afrika. Revolusi industri yang
membawa nilai-nilai integrasi ekonomi yakni perubahan ekonomi tradisional
seperti pertanian dan pertambangan menuju ke arah industrialisasi
besar-besaran berbasis teknologi daninvestasi kapital merambah negara Mesir,
Thailand, Nigeria, Korea, dan Indonesia. Kebijakan ekonomi serupa juga
diterapkan di negara dalam kawasan tersebut, proteksionisme menjadi ujung
tombak pertumbuhan ekonomi secara signifikan dengan menggunakan kemudahandalam
sistem Bretton Woods terdahulu. Kebijakan-kebijakan ekonomi oleh pemerintah
secaraleluasa diterapkan sesuai dengan kondisi ekonomi di masing-masing negara.
Negara Asia danAfrika yang memiliki sumber daya alam minyak tinggi mencapai
suplus ekonomi yang luar biasa,mengakibatkan mereka mampu berinvestasi lebih
berani dan lebih banyak mendatangkan penerimaan negara. Demi kemajuan
ekonomi yang lebih menguntungkan perekonomian domestik,negara Asia Afrika
menganut ISI. Untuk mendukung terwujudnya ISI, mereka menerapkan kemudahan-kemudahan
ekonomi serupa dengan Amerika latin. Akan tetapi, dalam kenyataannya mereka
berbeda dengan Amerika latin, negara Asia Afrika tidak sepenuhnya kehilangan
pasar internasional. Beberapa diantaranya masih terikat dengan
persemakmuran seperti Malaysia dan Hongkong, sehingga pasar ekspor mereka tetap
mengalir meskipun pada masa Depresi Hebat, pasar tersebut hilang. Sehingga
strategi ISI menurut Asia dan Afrika adalah mendukung perekonomian domestik
untuk mendorong kegiatan ekspor. Hasilnya, negara yang menerapkan strategi ISI
ialah Korea Selatan dan Taiwan masing-masing mampu menumbuhkan ekonomi sebesar
20 % dan 16 %, negara Filipina, Moroko, dan Ghana mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi hingga tiga kali lipat.
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perang dunia kedua membawa dampak yang besar di seluruh dunia.
Perang dunia kedua memberi dampak perubahan di berbagai bidang yaitu:
-
Bidang
politik
-
Bidang
Ekonomi
-
Bidang Sosial
Amerika Latin merupakan wilayah yang banyak didatangi oleh para
penjajah karena memiliki banyak sumber daya alam, oleh karena itu sejarah
perpolitikannya banyak diwarnai oleh negara-negara di luarnya. Pada abad ke-16
Spanyol dan Portugis menguasai wilayah Amerika Latin dengan kekerasan dan
penaklukan yang sejalan dengan politik merkantilis pada masa itu. Pada abad 17
hingga 18 wilayah di Amerika Latin menjadi perebutan penjajah Eropa, hingga
mengakibatkan Amerika Latin bergantung pada ekonomi kapitalis global pasca
kemerdekaan.
Negara di Amerika latin yang baru saja mendapatkan kemerdekaan
setelah berakhirnya PerangDunia II menginginkan pertumbuhan ekonomi. Sudah
tentu ekonomi menjadi salah satu unsur power yang mesti
dimiliki oleh suatu negara guna menjamin survival-nya dalam dunia
internasional. Setiap negara menginginkan posisi yang menjamin kedudukan
mereka, untuk itu mereka menginginkan negara dengan pereknomian yang maju.
Namun kondisi negara-negara tersebut tidak cukup kondusif untuk
mendukung perekonomian mereka. Sebaliknya mereka dihadapkan pada kenyataan
perekonomian internasionalsaat itu sedang dilanda Depresi Hebat (1930).
DAFTAR
PUSTAKA
http://prita-f-w-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-77696-MBP%20Amerika%20Latin-Dinamika%20Politik%20Amerika%20Latin.html (diakses
tanggal 18 Mei 2014)
http://sejarah-interaktif.blogspot.com/2011/11/perkembangan-dunia-setelah-perang-dunia.html
(diakses tanggal 18 Meil 2014)
http://krsmwn.blogspot.com/2013/09/akibat-dari-perang-dunia-2-bidang-politik-ekonomi-sosial.html (diakses
tanggal 20 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar