Jumat, 23 Mei 2014

Imperialisme dan Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan Eropa pada awal abad XX, secara politis telah terjadi dua kelompok kekuatan yang saling berhadapan. Ke dua kekuatan itu adalah Triple Entente (Inggris, Perancis dan Rusia) dan Triple Alliance (Jerman, Austria dan Italia). Perselisihan antara dua kelompok ini selain atas dasar kepentingan politik kelompok, perimbangan kekuatan militer, kepentingan ekonomi dan ideologi..
Dalam waktu yang singkat perang berkobar dan melibatkan seluruh negara Eropa. Perancis, Inggris dan Rusia diberi ulti­matum Jerman yang isinya agar tidak melibatkan diri dalam perang. Akan tetapi karena kawasan wilayah Slavia yang merupakan wilayah pengaruh Rusia terancam dan dikuasai oleh Austria dengan bantuan Jerman, maka Rusia membantu Serbia. Dengan melihat keterlibatan Rusia di Serbia maka Jerman mengeluarkan ultimatum agar mobilisasi militer Rusia di kawasan ini dihentikan.

Di bawah kepemimpinan Presiden Woodrow Wilson, Amerika Serikat mempertahankan politik netralitas yang ketat pada awal Perang Dunia I, dan tidak bermaksud untuk campur tangan dalam peperangan di Eropa. Politik yang diterapkan Amerika mendapat ancaman, karena kebebasan laut intemasional terganggu. Setelah jerman melancarkan perang kapal selam takterbatas, sehingga kapal-kapal yang keluar-masuk Eropa dihadatig dan ditenggelamkan oleh Kapal perang Jerman Pada waktu kapal pesiar Lusitania ditenggelamkan Jerman tahun 1915, yang di dalamnya terdapat ratusan warga negara Amerika, maka Amerika memprotes Jerman agar minta maaf dan tidak akan mengulangi hal tersebut. Protes Amerika ternyata tidak ditanggapi oleh Jerman, bahkan sejumlah kapal dagang milik Amerika ditenggelamkan di laut Atlantik dan selat Kanal.  Dengan terpilihnya kembali Wilson pada jabatan presiden yang kedua tahun 1917, dan melihat perkembangan perang di Eropa serta berbagai kasus penenggelaman kapal yang merugikan Amerika, maka pada tanggal 2 April 1917 Kongres atau Senat meminta supaya menyatakan peran melawan Jerman . Akhirnya Woodrow Wilson pada tanggal menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 6 April 1917.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun Rmusan Masalahnya antara lain:
1)      Bagaimanakah Kebijakan Doktrin  Monroe?
2)      Bagaimanakah Imperialisme Amerika ?
3)      Bagaimanakah Amerika Memasuki Perang Dunia I ?
4)      Apa Latar Belakang Amerika Terlibat Dalam Perang Dunia II?
5)      Bagaimanakah Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II?
6)      Bagaimana Dampak  dari  Perang Dunia II Bagi Amerika ?
1.3  Tujuan
1)      Untuk Mengetahui Kebijakan Doktrin  Monroe
2)      Untuk Mengetahui Imperialisme Amerika
3)      Untuk Mengetahui Amerika Memasuki Perang Dunia I
4)      Untuk Mengetahui Latar Belakang Amerika Terlibat Dalam Perang Dunia II
5)      Untuk Mengetahui Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II
6)      Untuk Mengetahui Dampak  dari  Perang Dunia II Bagi Amerika






BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Doktrin  Monroe
Doktrin Monroe merupakan suatu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe yang menjadi presiden Amerika Serikat yang ke- 5 pada tanggal 2 Desember 1823, yang berbunyi: "Amerika Serikat menganggap segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya". Doktrin ini dicetuskan karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi intervensi terhadap AS oleh Negara-negara adidaya Eropa.
Doktrin Monroe adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang mengandung hal penting, yaitu ada empat prinsip dasar, antara lain :
1)      Amerika Serikta tidak akan mencampuri amsalh maslah internal ataupun peperangan di antara Negara Eropa
2)      Amerika Serikat mengakui dan tidak mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
3)      Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi lebih lanjut
4)      Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun dunia akan dipandang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.
Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga Amerika Serikat akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya. Doktrin Monroe intinya adalah politik isolasi,yang artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
Pernyataan atau Doktrin Monroe ini mendapatkan dukungan dari Inggris dimana Inggris telah mempersiapkan kekuatan angkatan lautnya yang cukup ditakuti karena jumlah dan kualitasnya yang cukup banyak dan baik. Dan dengan adanya doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin semakin dekat karena ada persepsi Amerika telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika Serikat terhadap kawasan Amerika latin pun juga muncul. Pemerintah negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai media untuk mendominasi benua Amerika.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya doktrin Monroe.  Sikap dari Amerika serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika latin telah membuahkan pergolakan fisik antara amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol muncul di benak rakyat Amerika dan akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan Spanyol dari Kuba. Selain yang diakibatkan oleh adanya perana yang begitru besar dari Amerika maka dalam pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun 1900, pihak amerika serikat memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock platt (platt amendement). Dalam amndemen ini pihak Amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba. Interpestasi yang meluas dari doktrin monroe terjadi seiring dengan tampilnya Amerika Serikat menjadi salah satu kekuatan dunia. Amerika mengklaim bahwasanya negara ini adalah polisi dunia.
Sehingga negara Negara Amerika Latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya Amerika Serikat untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara amerika latin. Namun upaya Amerika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara-negara kolonial lainnya ataupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin.
James Monroe meninggal dunia dalam usia 73 tahun pada tahun 1831 di New York. Dalam masa kepresidennya pencapaian-pencapaiannya  yang telah dicapai oleh James Monroe dalah :
a)      Pengambilan wilayah Florida dari Spayol.
b)      Penyelesaian sengketa garis batas wilayah AS dengan Inggris dan Kanada dan menghapuskan benteng-benteng perbatasan.
c)      Dukungan terhadap anti-perbudakan yang lalu berdampak pada Kompromi Missouri (The Missouri Compromise).
Presiden James Monroe mengumumkan doktirn ini dalam pidatonya di hadapan kongres. Selanjutnya, Doktrin Monroe digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden Amerika Serikat, seperti Theodore Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
2.2  Imperialisme Amerika
Pada dekade terakhir abad ke -19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika Serikat. Saat itu selain menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah Samudra Atlantik dan Pasifik, serta ke Amerika tengah. Sumber perluasan Amerika Serikat pada akhir abad ke 19 sangat bervariasi. Secara Internasonal, masa ini merupakan periode imperialisme besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan Eropa saling berpacu untuk menguasahi Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan menguasahi perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah dengan membeli Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit dan penduduk asli lainnya dari rusia pada tahun 1867.
·         Imperialisme Amerika di Kuba
 Usaha untuk menggulingkan pemerintahan panjajah timbul antara tahun 1824-1868, tetapi selalu gagal. Mula-mula melalui gerakan bawah tanah, kemudian menjadi perlawanan terbuka. Pada umumnya Amerika serikat memberi bantuan kepada gerakan kemerdekaan Kuba dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjatahan, dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol. Kemudian timbul perang sepuluh tahun (1868-1878) di Kuba  atau tepatnya di sebut pemberontakan sepuluh tahun, karena apa yang terjadi waktu itu adalah pemberontakan rakyat melawan melawan penguasa Spanyol. Walaupun pemberontakan ini merupakan suatu langkah maju daripada sistem perlawanan sebelumnya, belum juga berhasil.
Akibat pemberontakan yang lama ini, semangat revolusi rakyat makin meluap, banyak rakyat yang melarikan diri ke Amerika Serikat, dan kebencian Amerika Serikat terhadap Spanyol makin memucak. Di pihak Spanyol sendiri timbul kesadaran untuk memperbaiki kondisi politik dan ekonomi Kuba, namun hal ini telah terlambat. Kemudian pecah Revolusi 1895 yang lebih terorganisasikan melawan Spanyol. Muncul tokoh Jose Marti, salah seorang penyair dan pahlawan kemerdekaan amerika Latin yang kini masih terkenal dan sering diabadikan namanya.
Dalam tahun 1868, ketika ratu Elizabeth II diturunkan dari tahta, rakyat Kuba mempergunakan kesempatan ini untuk memberontak, setelah berjuang selama 10 tahun mereka meletakan senjata, karena Spanyol berjanji bahwa mereka akan mendapat suatu pemerintahan yang baik, yang mana janji itu tidak pernah di penuhi. Oleh sebab itu maka muncul lagi pemberontakan berdaerah pada tahu 1895 di bawah pimpinan Jose Martin, seorang yang mendapatkan pendidikan di Spanyol dan berdiam lama di amerika Serikat. Ketika pemberontakan sampai pada puncaknya dalam tahun 1898, Amerika Serikat ikut campur tangan dalam memerangi Spanyol fengan maksud, yakni :
·         Menyatakan simpati terhadap perjuangan rakyat Kuba
·         Melindungi kepentingan ekonoinya di Kuba, antara lain perkebunan tembakau, perkebunan tebu, dan perkebunan buah-buahan.
·         Menghukum Spanyol, akibat hancurnya kapal perang Amerika Serikat Maine pada tanggal 15 Februari 1898 di pelabuhan Hanava, sehingga Spanyol lah yang harus bertanggung jawab.
Pada tanggal 24 april 1898 Spanyol mengumumkan adanya peperangan dengan Amerika Serikat dan di balas oleh Amerika Serikat. Setelah peperangan berlangsung akhirnya Spanyol kalah. Kemudian Spanyol menandatangani perjanjian damai dengan amerika Serikat pada tanggal 10 Desember 1898 mereka menyerahkan kuba ke tangan Amerika serikat sambil menunggu negeri itu memerdekakan diri. Selain itu spanyol menyerahkan Puerto rico dan guam sebagai pengganti kerugian perang dan menyerahkan Filipina dengan bayaran $20 juta. Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat, kemudian terbentuknya Republik Kuba dengan Thomas Estrada Palma sebagai presiden pertama di Cuba (1902-1906).
Walaupun telah merdeka, rakyat Kuba seolah-olah tidak merdeka karena :
·         Amerika Serika ini mendektekan Amandemen Plat atas Konstitusi Kuba.
Dalam amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
·         Amerika Serikat masih tetap mempunyai basis Angkatan laut di teluk Guantanamo (Kuba).
Dalam bidang ekonimi juga masih di kuasahi oleh Amerika Serikat. Kuba memperoleh kemerdekaan simbolik pada saat tentara Amerika Serikat angkat kaki pada tahun 1902. Tetapi amerika Serikat masih tetap mempunyai hak melakukan intervensi untuk menjaga tertip sipil. Amerika melakukannya selama tiga kali sebelum melepas hak tersebut pada tahu 1934. Walaupun Kuba sudah merdeka penuh, pengaruh ekonomi dan politik Amerika serikat sangat kuat sampai pada tahun 1859, yaitu ketika Fidel castro menggulngkan pemerintah yang berkuasa dan membentuk rezim marxis yang sangat erat hubungannya dengan Uni Soviet.
2.3  Amerika Memasuki Perang Dunia I
Bagi rakyat Amerika di tahun 1914, pecahnya perang di Eropa mengejutkan sekali. Pada mulanya pertikaian itu terasa begitu jauh, tapi tak lama kemudian akibat ekonomis serta politisnya mulai terasa. Industry Amerika yang sedang mengalami sedikit kelesuan, pada tahun 1915 mulia menyubur lagi dengan banyaknya pesanan mesin dari kaum Sekutu barat. Kedua belah pihak menggunakan propaganda untuk membakar semangat rakyat Amerika, dan baik Inggris maupun Jerman mengganggu kapal – kapal Amerika di lautan yang menimbulkan protes – protes keras dari Pemerintahan Wilson. Tetapi perselisihan antara Amerika dan Jerman semakin menonjol.
Pada bulan Februari 1915, para pemimpin militer Jerman mengumumkan bahwa mereka akan menghancurkan semua kapal dagang yang berda diatas perairan sekitar Kepulauan Britania. Presiden Wilson memperingatkan bahwa Amerika Serikat tidak akan melepaska hak tradisionilnya untuk berdagang di laut luas dan menyatakan bahwa negeri itu akan menganggap bahwa Jerman memikul tanggung jawab penuh atas korban kapal maupun jiwa Amerika Serikat. Segera sesudah itu, dalam musim semi tahun 1915, ketika kapal penumpang Inggris Lusitania di tenggelamkan bersama hampir 1.200 orang penumpang, 128 orang diantaranya orang Amerika, kemarahan memuncak dengan panas.
Tekanan – tekanan perang menimbulkan garis- garis yang saling berlawanan dalam kebijaksanaan politik Presiden Wilson. Meskipun tiada Presiden Amerika yang lebih besar pengabdiannya terhadap perdamaian dibanding Wilson, namun menyaksikan kekejian Jerman, terutama dalam perang kapal selamnya, ia menjadi yakin bahwa kemenangan Jerman akan menyebabkan merajalelanya militerisme di Eropa dan mengancam keamanan Amerika.
Pada tanggal 4 Mei 1916 pemerintah Jerman berjanji akan membatasi perang kapal selamnya sesuai dengan tuntutan Amerika dan nampaknya masalah itu sudah terselesaikan. Dalam bulan Januari 1917, dalam pidatonya Presiden Wilson menyerukan perdamaian tanpa kemenangan yang menurutnya merupakan satu- satunya jenis perdamaian yang dapat berlangsung abadi. 
Sembilan hari kemudian, pemerintah Jerman memberitahukan bahwa perang kapal selam tak terbatas  akan dilanjutkan lagi. Pada tanggal  2 April 1917, setelah lima buah kapal Amerika ditenggelamkan, Wilson meminta kepada Kongres izin untuk mempermaklumkan perang. Seketika itupun pemerintah Amerika mulai mengerahkan sumber- sumber militer, industri, buruh, dan pertaniannya. Pada bulan  Oktober 1918 pasukan Amerika yang terdiri dari 1.750.000 orang lebih sudah berada di Perancis. Peranan angkatan laut Amerika menentukan sekali dalam membantu Inggris untuk mematahkan blockade kapal selam, dan ketika terjadi serangan Jerman yang sudah lama dinantikan, dalam musim panas tahun 1918 pasukan – pasukan Amerika masih bertahan.
Dengan merumuskan tujuan perang kalangan Sekutu, yaitu dengan berpendirian penuh bahwa perjuangan ini bukan ditujukan terhadap rakyat Jerman melainkan terhadap pemerintahannya yang otokratis, Wilson menyusulkan penyelesaian perang yang dinamakan “Empat Belas Pasal” yang diajukan kepada Senat pada bulan Januari 1918 sebagai dasar perdamaian yang adil, menyerukan ditinggalkannya perundingan- perundingan rahasia antar negara, jaminan kebebasan lautan, disingkirkannya rintangan ekonomi antar bangsa – bangsa, pengurangan persenjataan nasional dan penyelesuaian tuntutan kolonial dengan memperhatikan kepentingan – kepentingan pribumi yang bersangkutan. Pasal- pasal lainnya mengusahakan jaminan pemerintahan sendiri serta perkembangan ekonomi yang tidak di haling-halangi bagi bangsa- bangsa Eropa. Empat Belas Pasal itu merupakan batu ladasan kubah perdamaian Wilson, dibentuknya suatu persatuan negara – negara  yang menyediakan jaminan timbale balik atas kemerdekaan politik serta keutuhan territorial, baik bagi negara besar maupun negara kecil.
Pada musim panas tahun 1918 ketika pasukan – pasukan Jerman sedang  dipukul mundur, pemerintah Jerman memohon kepada Wilson untuk berunding atas dasar Empat Belas Pasal. Setelah mendapat kepastian  bahwa permintaan ini datang dari wakil rakyat dan bukannya dari pihak militer, presiden bermusyawarah dengan para Sekutu yang lalu menyetujui usul Jerman itu. Atas dasar itulah dicapai gencatan senjatan pada tanggal 11 November.
Wilson berharap bahwa persetujuan terakhir akan bersifat suatu perdamaian yang telah dirundingkan, tapi ia pun cemas bahwa semangat peperangan akan menyebabkan  para Sekutunya memaksakan tuntutan – tuntutan yang terlalu keras.  Dan ternyata dugaannya benar. Setelah diberi pengertian bahwa harapannya yang besar bagi perdamaian dunia yaitu Liga Bangsa – Bangsa, tak akan terwujud apabila ia tidak memberikan konsesi- konsesi kepada kaum Sekutu.  Maka dalam perundingan di Paris pasal demi pasal disingkirkannya. Beberapa pasal negative  yang berhasil dicapai yaitu, Italia ditolaknya untuk mendapatkan Fuime, tuntutan Clemenceau untuk melepaskan seluruh daerah Rein dari Jerman ditentangnya, dan usul untuk menuntut ganti rugi atas seluruh biaya perang kepada Jerman dihalanginya. Namun pada akhirnya dari saran- sarannya yang positif guna perdamaian yang bijak dan abadi tidak banyak tersisa kecuali Liga itu sendiri dan Wilson  terpaksa menelan ironi  terakhir ketika ia menyaksikan negaranya sendiri menolak keanggotaan dalam Liga ini. Akibatnya sebagian disebabkan juga oleh penialaiannya yang dangkal. Ia telah membuat suatu kesalahan politis ketika ia tidak  membawa serta seorang anggota terkemuka dari pihak oposisi yaitu Partai Republik dalam Komisi Perdamaiannya dan ketika  ia kembali untuk menyerukan kesetiaan Amerika kepada Liga itu, ia menolak untuk memberika konsesi lunak apapun yang diperlukan untuk mendapatkan ratifikasi dari Senat yang dikuasai kaum Republik. Pada bulan Maret 1920 dalam pemungutan suaranya yang terakhir Senat menolak baik Perjanjian Versailles maupun Piagam Liga. Semenjak ini Amerika Serikat semakin lama semakin dalam menarik diri dalam sikap isolasionisme. Suasana idealistis menghilang bersama Wilson dan mnenyusullah suatu zaman apatis.
2.4 Latar Belakang Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II
Sejak Pengeboman Jepang di Pearl Harbour pada tanggal 8 Desember 1941 telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II. Pengeboman ini dilakukan ketika angkatan laut Jepang menyerang markas AL Amerika secara tiba-tiba di Hawai. Dampak serangan ini rusak dan tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang rusak dan 2.403 korban jiwa. Dipihak Jepang hanya kehilangan 55 buah pesawat tempur dari 441 pesawat yang dipakai.
Pada tanggal 26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam kapal induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi Naguma. Jepang meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan radio langsung. Pada tanggal 7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di Kepulauan Hawai. Hampir semua kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. 12 kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawanya. Kapal perang SS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan nyawa. Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada perang dunia II dan korban pertama serangan Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan meneggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah : Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan Fighter-bombers. Dari semuanya 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.
Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan Pearl Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk sementara. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjuta ketentaraan lanjut bermulai padda jaanuari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak. Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut. Duta dari kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu telah mengadakan perbincangan lanjut dengan departemen negara mengenai reaksi Amerika terhadap pergerakan Jepang ke Indo-cina pada musim panas.  Serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kaapal induk Amerika yang diletakan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya,dan saratoga berada di San Diego selepas pengubahan di Galangan angkatan laut Puget sound.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap Jepang pada hari berikutnya selepas serangan. Kemungkinan yang paling penting, serangan Peearl Haarbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat menyatakan perang atas Jepang. Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan tentara dan mulai beralih kepada ekonomi perang. Permasalahan tekhnis adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas AS pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok poros, tetapi tetap melakukannya. Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania Raya. Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika, tidak membantu Jepang dalam jangka panjang. Karena serangan tersebut membuat Amerika terlibat penuh dalam perang dunia Ke II, mendorong kekalahan blok poros sedunia.saat mendengar bahwa serangan Jepang atas Pearl Harbour akhirnya yang membuat pihak Amerika terlibat dalam perang dunia II.

2.5 Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
Pada tanggal 6 Januari 1942, Presiden Roosevelt mengumumkan target produksi yang mengejutkan. Tahun itu ditargetkan harus selesai 60.000 pesawat, 45.000 tank, 20.000 meriam antipesawat, dan 18 juta ton pengiriman niaga.seluruh kegiatan nasional Di bawah serangkaian peraturan wajib militer, Amerika Serikat menjadikan angkatan bersenjatanya punya berkekuatan total 15.100.000.
Serangan ke Amerika Serikat melumpuhkan daya tarik kaum isolasionis dan mobilisasi militer pun bisa dilakukan yang cepat. Namun, akibat serangan Pearl Harbour dan ketakutan akan kegiatan spionase Asia, Amerika juga melakukan tindakan antitoleransi yaitu menawan orang – orang Amerika keturunan Jepang. Pada bulan Februari 1942, hampir 120.000 orang Jepang – Amerika yang tinggal di California dipindahkan dari rumah mereka dan ditahan sementara yang kondisinya buruk. Mereka kemudian dipindahkan ke luar kota – kota terpencil di bagian Barat Daya. Pada tahun 1983, pemerintah Amerika Serikat mengakui adanya ketidakadilan dalam penahanan tersebut dengan memberikan santunan terbatas kepada orang Jepang – Amerika kala itu yang masih hidup.
Tak lama setelah Amerika Serikat ikut berperang, Sekutu barat memutuskan untuk memusatkan upaya militer mereka di Eropa, di mana pusat kekuatan musuh berada, sementara wilayah Pasifik dinomorduakan. Pada musim semi dan panas tahun 1942, tentara Inggris bisa menahan masuknya Jerman ke Mesir dan menekan Jenderal Jerman Erwin Rommel untuk mundur ke Libya sehingga lenyaplah ancaman Terusan Suez, yang menhubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.
Pada tanggal 7 November 1942, tentara Amerika mendarat di Afrika utara jajahan Perancis, dan setelah pertempuran habis – habisan, berhasil menimpakan kekalahan besar kepada tentara Italia dan Jerman. Tahun 1942 juga merupakan titik balik di Medan Tempur Timur, dimana Uni Soviet dengan kerugian luar biasa berhasil menghentikan invasi Nazi di gerbang Leningrad dan Moskow serta dapat mengalahkan pasukan Jerman di Stalingrad.
Pada bulan Juli 1943, pasukan Inggris dan Amerika menduduki Sisilia dan akhir musim panas, pesisir selatan Laut Tengah dibersihkan dari kekuatan Fasis. Pasukan Sekutu mendarat di Italia dan meskipun pemerintah Italia menyerah tanpa syarat, pertempuran melawan tentara Nazi di Italia berlangsung sengit dan berlarut – larut. Kota Roma tidak bebas hingga tanggal 4 Juni 1944. Sementara pertempuran masih berlangsung di Italia, pasukan Sekutu melakukan serbuan udara terhadap jalur kereta, pabrik – pabrik, penyimpanan senjata Jerman serta pesediaan minyak Jerman di Ploesti, Rumania. Pada akhir tahun 1943, tentara Sekutu setelah melakukan perdebatan panjang mengenai strategi, memutuskan untuk membuka medan tempur Barat untuk memaksa Jerman mengalihkan lebih banyak tentaranya dari medan tempur Rusia. Jenderal Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower ditunjuk sebagai Panglima tertinggi Sekutu di Eropa. Setelah melalui persiapan luar biasa, pada tanggal 6 Juni 1944 rombongan pertama invasi tentara Amerika Serikat, Inggris dan Kanada yang dilindungi angkatan udara yang hebat, mendarat di pantai Normandia di utara Perancis. Dengan pendirian benteng di pantai setelah terjadi pertempuran sengit, makn banyak tentara yang masuk dan banyak satuan tentara Jerman yang ditangkap setelah terkepung oleh gerakan capit kepiting.
Tentara Sekutu mulai bergerak melintasi Perancis menuju Jerman. Di perbatasan Jerman, tentara Sekutu dihadang oleh perlawanan keras , namun tentara Jerman berhasil maju ke Jerman dari arah barat. Tentara Jerman bertekuk lutut di hadapan tentara Rusia bagian timur. Tanggal 8 Mei 1945, semua kekuatan angkatan darat, laut, dan udara Third Reich yang tersisa menyerah.
Sementara itu, tentara Amerika Serikat bergerak maju di Pasifik. Walaupun  pasukan Amerika Serikat dipaksa menyerah di Filipina pada awal 1942, tentara Sekutu menyerang pada bulan – bulan berikutnya. Pada bulan April, Jenderal James Doolittle memimpin pasukan pengebom Amerika Serikat menyerang Tokyo. Secara militer serangan ini berdampak kecil, namun dengan adanya serangan tersebut memberikan dorongan psikologi yang besar terhadap rakyat. Dalam pertempuran Laut Karang yang merupakan pertempuran laut pertama di mana seluruh pertarungan dilakukan oleh pesawat yang lepas landas dari kapal induk. Angkatan laut Jepang menderita kerugian besar sehingga mereka terpaksa membatalkan ide untuk menyerbu Australia. Pertempuran Midway di tengah – tengah Samudra Pasifik menjadi titik balik bagi Sekutu, dimana tentara Jepang untuk pertama kali kalah besar. Jepang kehilangan empat kapal induk sehingga langkahnya menyeberangi Pasifik tengah terhenti.
Pertempuran lain – lain juga menyumbang kesuksesan Sekutu. Guadalcanal, sebuah kemenangan yang menentukan untuk Amerika Serikat, manandai aksi ofensif pertama Amerika Serikat di Pasifik selama dua tahun berikutnya, pasukan Amerika dan australia yang mencari jalan untuk bergerak ke arah utara kepulauan Pasifik, berhasil menguasai Kepulauan Solomon, Gilbert, Marshall, Mariana, dan Bonin melalui serangan amfibi. Perang di Pasifik terus berlanjut setelah Jerman menyerah, dan pertempuran – pertempuran pamungkas di Pasifik terhitung paling dasyat.
Pada awal Juni 1944, Pertempuran Laut Filipina meluluhlantakan Angkatan Laut Jepang, memaksa Perdana Menteri Jepang Tojo mundur dari jabatannya. Jenderal Douglas MacArthur yang dua tahun sebelumnya dengan enggan meninggalkan Filipina agar tidak ditangkap Jepang. Mereka datang kembali untuk melancarkan Angkatan Laut Amerika Serikat. Pertempuran Teluk Leyte berakhir dengan kekalahan Angkatan Laut Jepang dan mengembalikan kendali perairan Filipina ke tangan Sekutu.
Pada bulan Februari 1945, tentara Amerika Serikat telah mengambil alih Manila. Amerika Serikat mengincar Pulau Iwo Jima di Kepulaun Bonin, yang terletak di tengah – tengah antara Kepulauan Mariana dan Jepang. Namun, Japang tetap bersikukuh mempertahankan pulau tersebut dengan memanfaatkan pulau tersebut dengan memanfaatkan gua – gua alami dana dataran berkarang. Pengeboman Amerika Serikat mendapat perlawanan keras Jepang di darat dan serangan bunuh diri kamikaze di udara. Pasukan Amerika Serikat merebut pulau tersebut pda pertengahan Maret, namun harus kehilangan 6.000 nyawa marinirnya, sementara itu hampir seluruh tentara Jepang tewas.
Sejak saat itu Amerika Serikat memulai serangan udara besar – besaran ke pelabuhan dan bandara di Jepang. Dari Mei hingga Agustus, Angkatan Udara ke – 20 melancarkan gelombang serangan ke pulau Jepang. Kepala pemerintahan Amerika Serikat, Inggris, dan Soviet bertemu di Postdam, sebuah daerah di pinggir kota Berlin, mulai 17 Juli hingga 2 Agustus 1945 untuk membahas operasi melawan Jepang, kesepakatan damai di Eropa, dan kebijakan untuk masa depan Jerman.
Diajukan suatu Konferensi untuk membantu pendidikan ulang bagi generasi Jerman yang dibesarkan dalam ajaran Nazisme dan menetapkan prinsip – prinsip umum untuk pembangunan kembali kehidupan politik yang demokratis di negara tersebut. Para anggota konferensi juga membahas klaim perbaikan yang dibebankan kepada Jerman, dan bersepakat untuk mengadili para pemimpin Nazi yang dituduh melkukan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta dan membantu memindahkan lahan industri dan properti yang dilakukan Uni Soviet..
Sehari menjelang Konferensi Postdam mulai, sebuah bom atom diledakkan di Alamogordo, New Mexico. Peristiwa ini menandai titik puncak riset intensif selama tiga tahun di sejumlah laboratorium di seluruh penjuru Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Proyek Manhattan ( The Manhattan Project ). Presiden Truman, yang memperhitungkan bahwa bom atom bisa memaksa Jepang menyerah lebih cepat dengan jumlah korban lebih sedikit dibandingkan invasi darat, memerintahkan penggunaan bom tersebut bila Jepang tidak menyerah juga hingga tanggal 3 Agustus. Sekutu mengumumkan Deklarasi Postdam pada tanggal 26 Juli, menjanjikan tidak akan mengahncurkan atau memperbudak Jepang bila mereka menyerah. Namun, bila tidak Jepang akan menjumpai kehancuran total.
Pada tanggal 6 Agustus, pesawat Amerika Serikat, Enola Gay menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima. Tanggal 8 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan kali ini di Nagasaki. Bangsa Amerika lega karena bom tersebut mempercepat proses berakhirnya perang. Kesadaran akan daya hancurnya yang luar biasa baru muncul kemudian. Tanggal 14 Agustus, Jepang menyetujui syarat – syarat yang ditetapkan Postdam. Tanggal 2 September 1945, Jepang secara resmi menyerah. Pada bulan November 1945 di Nurenberg, Jerman, pengadilan pidana para pemimpin Nazi yang diusulkan di Postdam berlangsung.
Pada tanggal 25 April 1945, menjelang berakhirnya perang di Eropa, walau konflik masih berkecamuk di Pasifik, Perwakilan dari 50 negara bertemu di San Francisco, California untuk mendirikan kerangka kerja PBB. Konstitusi yang mereka rancang menggambarkan garis besar organisasi dunia di mana perbedaan – perbedaan internasional dapat dibicarakan secara damai, serta adanya tekad bersama memerangi kelaparan dan penyakit. Sangat berbeda dengan penolakannya terhadap keanggotaan Amerika Serikat di Liga Bangsa – Bangsa setelah Perang Dunia I, Senat Amerika Serikat langsung meratifikasi Piagam PBB dengan suara 89 berbanding 2. Langkah ini memastikan akhir semangat menutup diri sebagai elemen dominan kebijakan luar negeri Amerika dan memberi isyarat kepada dunia bahwa Amerika Serikat
Peperangan dimulai saat  Jerman menginvasi Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945.

2.6 Dampak  dari  Perang Dunia II Bagi Amerika
a)      Bidang Politik
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara,dan persenjataan) yang mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di tangan Sekutu. Perang Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris, Perancis, Spanyol, dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali kekuasaan di berbagai belahan dunia. Muncul adanya pertentangan kepentingan dan persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha untuk menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga melahirkan dua negara besar (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat secara material) yaitu Uni Soviet.
Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba menanamkan penagruhnya pada negara- negara lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur, Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan Blok Timur. Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara kuasa tersebut memiliki ideologi yang berlawanan dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis (paham yang mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup) sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis (paham yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara kolektif). Sistem politik dan ekonomi internasional mengalami polarisasi yaitu liberalisme melawan sosialisme-komunisme. Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam (Indo Cina) berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dibentuklah pertahanan untuk saling mengimbangi kekuatan lawan dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara sementara Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa (1955) dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania. Berdirinya pakta pertahanan memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara kedua belah pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin.
b)      Dampak Ekonomi
Perang Dunia  II menghancurkan perekonomian negara - negara di dunia kecuali Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadi pusat kekayaan dari seluruh dunia. Amerika Serikat memanfaatkan keadaan dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk membangun kembali perekonomian dunia, seperti:
1.      Marshall Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut.
1)      Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
2)       Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan :
*      Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan yang berimbang.
*      Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam.
*      Mencegah terjadinya inflasi.
*      Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian yang sehat.
*      Memberikan bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan.
*      Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
3)      Bantuan akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.
Dengan Marshall Plan maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan perekonomiannya. Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih mengutamakan konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.
2.      Doctrine Truman
Merupakan kebijakan untuk membantu secara khusus negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
3.      Point Four Program merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.
4.      Colombo Plan merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
c.       Bidang Sosial
Munculnya gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations). Amerika Serikat membentuk badan tersebut untuk  menghindari jatuhnya korban lebih banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation Administration (UNRRA).
Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan dan memulihkan daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan Jerman. Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan ternak, alat-alat perindustrian, dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB) dibubarkan sebab tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara Eropa telah dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal dengan Marshall Plan.




BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Doktrin Monroe merupakan suatu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe yang menjadi presiden Amerika Serikat yang ke- 5 pada tanggal 2 Desember 1823.  Doktrin Monroe adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol
Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang, pada tanggal 8 desember 1941 telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II di daerah pasifik. Pengeboman ini dilakukan. kala itu angkatan laut Jepang menyerang markas AL Amerika secara tiba-tiba di Hawai. Sehingga membuet keterlibatan amerika serikat dalam perang dunia II, masyarakat pada saat itu Amerika sedang cemas mengamati jalannya perang di Eropa, ketegangan semakin meningkat di Asia. Tanggal 6 Agustus, pesawat Amerika Serikat, Enola Gay menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima. Tanggal 8 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan kali ini di Nagasaki. Bangsa Amerika lega karena bom tersebut mempercepat proses berakhirnya perang. Kesadaran akan daya hancurnya yang luar biasa baru muncul kemudian. Tanggal 14 Agustus, Jepang menyetujui syarat – syarat yang ditetapkan Postdam. Tanggal 2 September 1945, Jepang secara resmi menyerah.




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar