BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Eropa pada awal abad XX, secara
politis telah terjadi dua kelompok kekuatan yang saling berhadapan. Ke dua
kekuatan itu adalah Triple Entente (Inggris, Perancis dan Rusia)
dan Triple Alliance (Jerman, Austria dan Italia). Perselisihan antara dua kelompok ini
selain atas dasar kepentingan politik
kelompok, perimbangan kekuatan militer, kepentingan ekonomi dan ideologi..
Dalam waktu yang singkat perang berkobar dan
melibatkan seluruh negara Eropa. Perancis, Inggris dan Rusia diberi
ultimatum Jerman yang isinya agar tidak melibatkan diri dalam perang. Akan tetapi karena kawasan
wilayah Slavia yang merupakan wilayah
pengaruh Rusia terancam dan dikuasai oleh Austria dengan bantuan Jerman, maka
Rusia membantu Serbia. Dengan melihat keterlibatan Rusia di Serbia
maka Jerman mengeluarkan ultimatum agar
mobilisasi militer Rusia di kawasan ini dihentikan.
Di
bawah kepemimpinan Presiden Woodrow Wilson, Amerika Serikat mempertahankan politik netralitas yang ketat pada awal Perang Dunia I, dan tidak bermaksud
untuk campur tangan dalam peperangan di Eropa. Politik yang
diterapkan Amerika mendapat ancaman,
karena kebebasan laut intemasional terganggu. Setelah jerman melancarkan perang kapal selam takterbatas,
sehingga kapal-kapal yang keluar-masuk Eropa dihadatig dan ditenggelamkan oleh Kapal perang Jerman Pada waktu kapal pesiar Lusitania ditenggelamkan
Jerman tahun 1915, yang di
dalamnya terdapat ratusan warga negara Amerika, maka Amerika memprotes Jerman agar minta maaf dan
tidak akan mengulangi hal tersebut. Protes Amerika ternyata
tidak ditanggapi oleh Jerman, bahkan
sejumlah kapal dagang milik Amerika ditenggelamkan di laut Atlantik
dan selat Kanal. Dengan terpilihnya kembali Wilson pada jabatan presiden
yang kedua tahun 1917, dan melihat perkembangan perang di Eropa serta berbagai kasus penenggelaman kapal yang merugikan
Amerika, maka pada tanggal 2
April 1917 Kongres atau Senat meminta supaya menyatakan peran melawan Jerman . Akhirnya Woodrow Wilson pada tanggal menyatakan perang terhadap
Jerman pada tanggal 6 April 1917.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
Rmusan Masalahnya antara lain:
1)
Bagaimanakah
Kebijakan Doktrin Monroe?
2)
Bagaimanakah
Imperialisme Amerika ?
3)
Bagaimanakah
Amerika Memasuki Perang Dunia I ?
4)
Apa
Latar Belakang Amerika Terlibat Dalam Perang Dunia II?
5)
Bagaimanakah
Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II?
6)
Bagaimana
Dampak dari Perang Dunia II Bagi Amerika ?
1.3
Tujuan
1)
Untuk
Mengetahui Kebijakan Doktrin Monroe
2)
Untuk
Mengetahui Imperialisme Amerika
3)
Untuk
Mengetahui Amerika Memasuki Perang Dunia I
4)
Untuk
Mengetahui Latar Belakang Amerika Terlibat Dalam Perang Dunia II
5)
Untuk
Mengetahui Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II
6)
Untuk
Mengetahui Dampak dari Perang Dunia II Bagi Amerika
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Doktrin Monroe
Doktrin Monroe
merupakan suatu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh
James Monroe yang menjadi presiden Amerika Serikat yang ke- 5 pada tanggal 2 Desember
1823, yang berbunyi: "Amerika Serikat menganggap segala campur tangan
pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman)
bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya". Doktrin ini dicetuskan
karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi intervensi
terhadap AS oleh Negara-negara adidaya Eropa.
Doktrin Monroe adalah
asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden
Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik,
yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut
Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia)
akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja
melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki
pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora
Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut
yang mengandung hal penting, yaitu ada empat prinsip dasar, antara lain :
1)
Amerika Serikta tidak akan mencampuri amsalh
maslah internal ataupun peperangan di antara Negara Eropa
2)
Amerika Serikat mengakui dan tidak mencampuri
koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
3)
Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi
lebih lanjut
4)
Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan
atau mengendalikan Negara manapun dunia akan dipandang sebagai tindakan
kekerasan melawan Amerika Serikat.
Dikeluarkannya
Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau
melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang
sebagai agresi, sehingga Amerika Serikat akan turun tangan. Akan tetapi,
Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini
diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin
telah merebut kemerdekaannya. Doktrin Monroe intinya adalah politik
isolasi,yang artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal
dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di
luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme,
yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika
di bawah pimpinan Amerika.
Pernyataan atau
Doktrin Monroe ini mendapatkan dukungan dari Inggris dimana Inggris telah
mempersiapkan kekuatan angkatan lautnya yang cukup ditakuti karena jumlah dan
kualitasnya yang cukup banyak dan baik. Dan dengan adanya doktrin Monroe ini
hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin semakin dekat karena ada
persepsi Amerika telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Namun
persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika Serikat terhadap kawasan Amerika
latin pun juga muncul. Pemerintah negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika
Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai media untuk mendominasi benua Amerika.
Hal ini
ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya
yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya doktrin Monroe. Sikap dari Amerika serikat yang begitu
mencampuri urusan Amerika latin telah membuahkan pergolakan fisik antara
amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal amerika
maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol muncul di benak rakyat Amerika dan
akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan Spanyol dari Kuba. Selain yang
diakibatkan oleh adanya perana yang begitru besar dari Amerika maka dalam
pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun 1900, pihak amerika serikat memaksakan
adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock
platt (platt amendement). Dalam amndemen ini pihak Amerika memberikan hak untuk
dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan
untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba.
Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan
asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika
untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba. Interpestasi yang meluas
dari doktrin monroe terjadi seiring dengan tampilnya Amerika Serikat menjadi
salah satu kekuatan dunia. Amerika mengklaim bahwasanya negara ini adalah
polisi dunia.
Sehingga negara
Negara Amerika Latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang
kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya
penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya Amerika Serikat
untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara amerika latin. Namun upaya
Amerika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara-negara kolonial lainnya
ataupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin.
James Monroe meninggal dunia dalam usia 73 tahun pada tahun 1831 di New York. Dalam masa kepresidennya pencapaian-pencapaiannya yang
telah dicapai oleh James Monroe dalah :
b)
Penyelesaian
sengketa garis batas wilayah AS dengan Inggris dan Kanada dan menghapuskan
benteng-benteng perbatasan.
c)
Dukungan
terhadap anti-perbudakan yang lalu berdampak pada Kompromi Missouri (The
Missouri Compromise).
Presiden James Monroe mengumumkan
doktirn ini dalam pidatonya di hadapan kongres. Selanjutnya, Doktrin Monroe
digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden Amerika Serikat, seperti Theodore
Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
2.2 Imperialisme Amerika
Pada dekade terakhir abad
ke -19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika Serikat. Saat itu selain
menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah
Samudra Atlantik dan Pasifik, serta ke Amerika tengah. Sumber perluasan Amerika Serikat pada akhir abad ke 19 sangat
bervariasi. Secara Internasonal, masa ini merupakan periode imperialisme
besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan Eropa saling berpacu untuk menguasahi
Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan menguasahi perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah
dengan membeli Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit dan penduduk
asli lainnya dari rusia pada tahun 1867.
·
Imperialisme
Amerika di Kuba
Usaha untuk menggulingkan pemerintahan
panjajah timbul antara tahun 1824-1868, tetapi selalu gagal. Mula-mula melalui
gerakan bawah tanah, kemudian menjadi perlawanan terbuka. Pada umumnya Amerika
serikat memberi bantuan kepada gerakan kemerdekaan Kuba dalam bentuk biaya,
perlengkapan, persenjatahan, dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis
penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol. Kemudian timbul perang sepuluh tahun (1868-1878) di Kuba atau
tepatnya di sebut pemberontakan sepuluh tahun, karena apa yang terjadi waktu
itu adalah pemberontakan rakyat melawan melawan penguasa Spanyol. Walaupun
pemberontakan ini merupakan suatu langkah maju daripada sistem perlawanan
sebelumnya, belum juga berhasil.
Akibat pemberontakan yang lama ini,
semangat revolusi rakyat makin meluap, banyak rakyat yang melarikan diri ke
Amerika Serikat, dan kebencian Amerika Serikat terhadap Spanyol makin memucak.
Di pihak Spanyol sendiri timbul kesadaran untuk memperbaiki kondisi politik dan
ekonomi Kuba, namun hal ini telah terlambat. Kemudian pecah Revolusi 1895 yang
lebih terorganisasikan melawan Spanyol. Muncul tokoh Jose Marti, salah seorang
penyair dan pahlawan kemerdekaan amerika Latin yang kini masih terkenal dan sering
diabadikan namanya.
Dalam tahun 1868, ketika ratu
Elizabeth II diturunkan dari tahta, rakyat Kuba mempergunakan kesempatan ini
untuk memberontak, setelah berjuang selama 10 tahun mereka meletakan senjata,
karena Spanyol berjanji bahwa mereka akan mendapat suatu pemerintahan yang
baik, yang mana janji itu tidak pernah di penuhi. Oleh sebab itu maka muncul
lagi pemberontakan berdaerah pada tahu 1895 di bawah pimpinan Jose Martin,
seorang yang mendapatkan pendidikan di Spanyol dan berdiam lama di amerika Serikat.
Ketika pemberontakan sampai pada puncaknya dalam tahun 1898, Amerika Serikat
ikut campur tangan dalam memerangi Spanyol fengan maksud, yakni :
·
Menyatakan simpati terhadap perjuangan rakyat Kuba
·
Melindungi kepentingan ekonoinya di Kuba, antara lain perkebunan
tembakau, perkebunan tebu, dan perkebunan buah-buahan.
·
Menghukum Spanyol, akibat hancurnya kapal perang Amerika
Serikat Maine pada tanggal 15 Februari 1898 di pelabuhan Hanava, sehingga
Spanyol lah yang harus bertanggung jawab.
Pada tanggal 24 april 1898 Spanyol
mengumumkan adanya peperangan dengan Amerika Serikat dan di balas oleh Amerika
Serikat. Setelah peperangan berlangsung akhirnya Spanyol kalah. Kemudian
Spanyol menandatangani perjanjian damai dengan amerika Serikat pada tanggal 10
Desember 1898 mereka menyerahkan kuba ke tangan Amerika serikat sambil menunggu
negeri itu memerdekakan diri. Selain itu spanyol menyerahkan Puerto rico dan
guam sebagai pengganti kerugian perang dan menyerahkan Filipina dengan bayaran
$20 juta. Kuba dinyatakan merdeka sedangkan
Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat, kemudian
terbentuknya Republik Kuba dengan Thomas Estrada Palma sebagai presiden pertama
di Cuba (1902-1906).
Walaupun telah merdeka, rakyat Kuba
seolah-olah tidak merdeka karena :
·
Amerika Serika ini mendektekan Amandemen Plat atas
Konstitusi Kuba.
Dalam
amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam
Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda
serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat
pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak
dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan
lautnya di Kuba.
·
Amerika Serikat masih tetap mempunyai basis Angkatan laut di
teluk Guantanamo (Kuba).
Dalam
bidang ekonimi juga masih di kuasahi oleh Amerika Serikat. Kuba memperoleh
kemerdekaan simbolik pada saat tentara Amerika Serikat angkat kaki pada tahun
1902. Tetapi amerika Serikat masih tetap mempunyai hak melakukan intervensi
untuk menjaga tertip sipil. Amerika melakukannya selama tiga kali sebelum
melepas hak tersebut pada tahu 1934. Walaupun Kuba sudah merdeka penuh,
pengaruh ekonomi dan politik Amerika serikat sangat kuat sampai pada tahun
1859, yaitu ketika Fidel castro menggulngkan pemerintah yang berkuasa dan
membentuk rezim marxis yang sangat erat hubungannya dengan Uni Soviet.
2.3 Amerika Memasuki Perang Dunia I
Bagi rakyat Amerika di tahun 1914, pecahnya perang di Eropa mengejutkan
sekali. Pada mulanya pertikaian itu terasa begitu jauh, tapi tak lama kemudian
akibat ekonomis serta politisnya mulai terasa. Industry Amerika yang sedang
mengalami sedikit kelesuan, pada tahun 1915 mulia menyubur lagi dengan
banyaknya pesanan mesin dari kaum Sekutu barat. Kedua belah pihak menggunakan
propaganda untuk membakar semangat rakyat Amerika, dan baik Inggris maupun
Jerman mengganggu kapal – kapal Amerika di lautan yang menimbulkan protes –
protes keras dari Pemerintahan Wilson. Tetapi perselisihan antara Amerika dan
Jerman semakin menonjol.
Pada bulan Februari 1915, para pemimpin militer Jerman mengumumkan
bahwa mereka akan menghancurkan semua kapal dagang yang berda diatas perairan
sekitar Kepulauan Britania. Presiden Wilson memperingatkan bahwa Amerika
Serikat tidak akan melepaska hak tradisionilnya untuk berdagang di laut luas
dan menyatakan bahwa negeri itu akan menganggap bahwa Jerman memikul tanggung
jawab penuh atas korban kapal maupun jiwa Amerika Serikat. Segera sesudah itu,
dalam musim semi tahun 1915, ketika kapal penumpang Inggris Lusitania di
tenggelamkan bersama hampir 1.200 orang penumpang, 128 orang diantaranya orang
Amerika, kemarahan memuncak dengan panas.
Tekanan – tekanan perang menimbulkan garis- garis yang saling berlawanan
dalam kebijaksanaan politik Presiden Wilson. Meskipun tiada Presiden Amerika
yang lebih besar pengabdiannya terhadap perdamaian dibanding Wilson, namun
menyaksikan kekejian Jerman, terutama dalam perang kapal selamnya, ia menjadi
yakin bahwa kemenangan Jerman akan menyebabkan merajalelanya militerisme di
Eropa dan mengancam keamanan Amerika.
Pada tanggal 4 Mei 1916 pemerintah Jerman berjanji akan membatasi
perang kapal selamnya sesuai dengan tuntutan Amerika dan nampaknya masalah itu
sudah terselesaikan. Dalam bulan Januari 1917, dalam pidatonya Presiden Wilson
menyerukan perdamaian tanpa kemenangan yang menurutnya merupakan satu- satunya
jenis perdamaian yang dapat berlangsung abadi.
Sembilan hari kemudian, pemerintah Jerman memberitahukan bahwa
perang kapal selam tak terbatas akan
dilanjutkan lagi. Pada tanggal 2 April
1917, setelah lima buah kapal Amerika ditenggelamkan, Wilson meminta kepada
Kongres izin untuk mempermaklumkan perang. Seketika itupun pemerintah Amerika
mulai mengerahkan sumber- sumber militer, industri, buruh, dan pertaniannya.
Pada bulan Oktober 1918 pasukan Amerika
yang terdiri dari 1.750.000 orang lebih sudah berada di Perancis. Peranan
angkatan laut Amerika menentukan sekali dalam membantu Inggris untuk mematahkan
blockade kapal selam, dan ketika terjadi serangan Jerman yang sudah lama
dinantikan, dalam musim panas tahun 1918 pasukan – pasukan Amerika masih
bertahan.
Dengan merumuskan tujuan perang kalangan Sekutu, yaitu dengan
berpendirian penuh bahwa perjuangan ini bukan ditujukan terhadap rakyat Jerman
melainkan terhadap pemerintahannya yang otokratis, Wilson menyusulkan
penyelesaian perang yang dinamakan “Empat Belas Pasal” yang diajukan kepada
Senat pada bulan Januari 1918 sebagai dasar perdamaian yang adil, menyerukan
ditinggalkannya perundingan- perundingan rahasia antar negara, jaminan
kebebasan lautan, disingkirkannya rintangan ekonomi antar bangsa – bangsa,
pengurangan persenjataan nasional dan penyelesuaian tuntutan kolonial dengan
memperhatikan kepentingan – kepentingan pribumi yang bersangkutan. Pasal- pasal
lainnya mengusahakan jaminan pemerintahan sendiri serta perkembangan ekonomi
yang tidak di haling-halangi bagi bangsa- bangsa Eropa. Empat Belas Pasal itu
merupakan batu ladasan kubah perdamaian Wilson, dibentuknya suatu persatuan
negara – negara yang menyediakan jaminan
timbale balik atas kemerdekaan politik serta keutuhan territorial, baik bagi
negara besar maupun negara kecil.
Pada musim panas tahun 1918 ketika pasukan – pasukan Jerman
sedang dipukul mundur, pemerintah Jerman
memohon kepada Wilson untuk berunding atas dasar Empat Belas Pasal. Setelah
mendapat kepastian bahwa permintaan ini
datang dari wakil rakyat dan bukannya dari pihak militer, presiden bermusyawarah
dengan para Sekutu yang lalu menyetujui usul Jerman itu. Atas dasar itulah
dicapai gencatan senjatan pada tanggal 11 November.
Wilson berharap bahwa persetujuan terakhir akan bersifat suatu
perdamaian yang telah dirundingkan, tapi ia pun cemas bahwa semangat peperangan
akan menyebabkan para Sekutunya
memaksakan tuntutan – tuntutan yang terlalu keras. Dan ternyata dugaannya benar. Setelah diberi
pengertian bahwa harapannya yang besar bagi perdamaian dunia yaitu Liga Bangsa
– Bangsa, tak akan terwujud apabila ia tidak memberikan konsesi- konsesi kepada
kaum Sekutu. Maka dalam perundingan di
Paris pasal demi pasal disingkirkannya. Beberapa pasal negative yang berhasil dicapai yaitu, Italia
ditolaknya untuk mendapatkan Fuime, tuntutan Clemenceau untuk melepaskan
seluruh daerah Rein dari Jerman ditentangnya, dan usul untuk menuntut ganti
rugi atas seluruh biaya perang kepada Jerman dihalanginya. Namun pada akhirnya
dari saran- sarannya yang positif guna perdamaian yang bijak dan abadi tidak
banyak tersisa kecuali Liga itu sendiri dan Wilson terpaksa menelan ironi terakhir ketika ia menyaksikan negaranya
sendiri menolak keanggotaan dalam Liga ini. Akibatnya sebagian disebabkan juga
oleh penialaiannya yang dangkal. Ia telah membuat suatu kesalahan politis
ketika ia tidak membawa serta seorang
anggota terkemuka dari pihak oposisi yaitu Partai Republik dalam Komisi
Perdamaiannya dan ketika ia kembali
untuk menyerukan kesetiaan Amerika kepada Liga itu, ia menolak untuk memberika
konsesi lunak apapun yang diperlukan untuk mendapatkan ratifikasi dari Senat
yang dikuasai kaum Republik. Pada bulan Maret 1920 dalam pemungutan suaranya
yang terakhir Senat menolak baik Perjanjian Versailles maupun Piagam Liga.
Semenjak ini Amerika Serikat semakin lama semakin dalam menarik diri dalam
sikap isolasionisme. Suasana idealistis menghilang bersama Wilson dan
mnenyusullah suatu zaman apatis.
2.4 Latar Belakang Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia II
Sejak Pengeboman Jepang di Pearl Harbour pada tanggal 8 Desember
1941 telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II. Pengeboman ini dilakukan
ketika angkatan laut Jepang menyerang markas AL Amerika secara tiba-tiba di
Hawai. Dampak serangan ini rusak dan tenggelamnya kurang lebih 20 buah kapal
tempur Amerika, 188 pesawat terbang rusak dan 2.403 korban jiwa. Dipihak Jepang
hanya kehilangan 55 buah pesawat tempur dari 441 pesawat yang dipakai.
Pada tanggal 26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam kapal
induk diperintah oleh wakil laksamana Chaichi Naguma. Jepang meninggalkan Teluk
Hitokappu di Kepulauan Kuril dan meuju Pearl Habour tanpa melakukan hubungan
radio langsung. Pada tanggal 7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut
mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di Kepulauan Hawai. Hampir
semua kapal terbang Amerika Serikat dimusnahkan di atas tanah, hanya beberapa
pejuang berhasil lolos dan bertempur. 12 kapal perang dan kapal lain
ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan
2.403 orang Amerika kehilangan nyawanya. Kapal perang SS Arizona diledakkan dan
tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan nyawa. Tembakan
Amerika pertama dilepaskan pada perang dunia II dan korban pertama serangan
Pearl Habor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan meneggelamkan kapal
selam kerdil Jepang. Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut
adalah : Akagi, Hiryu, Kaga, Shokaku, Shoryu, Zuikoku semuanya memiliki
sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom
penyelam dan Fighter-bombers. Dari semuanya 29 musnah dalam pertempuran. Kapal
terbang menyerang dalam dua gelombang dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan
serangan ketiga untuk mundur.
Strategi yang digunakan angkatan Jepang berlayar ke arah Pearl
Harbour tanpa pemberitahuan sampai saat-saat terakhir. Tujuan serangan Pearl
Habour adalah melumpuhkan Angkatan Laut Amerika di Pasifik, walaupun untuk
sementara. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa
tahun dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk
serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjuta ketentaraan lanjut bermulai
padda jaanuari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun
saat proyek ini dianggap layak. Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan
ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika sebelum serangan tersebut.
Duta dari kedutaan Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu
telah mengadakan perbincangan lanjut dengan departemen negara mengenai reaksi
Amerika terhadap pergerakan Jepang ke Indo-cina pada musim panas.
Serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Salah
satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kaapal induk Amerika yang
diletakan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi Enterprise dalam
perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya,dan
saratoga berada di San Diego selepas pengubahan di Galangan angkatan laut Puget
sound.
Presiden F.D Roosevelt menandatangani Deklarasi perang terhadap
Jepang pada hari berikutnya selepas serangan. Kemungkinan yang paling penting,
serangan Peearl Haarbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah
negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh
perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan
tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan
mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak sekutu.
Pada tanggal 8 Desember 1941 Kongres Amerika serikat menyatakan
perang atas Jepang. Pemerintah Amerika serikat meneruskan pengerahan tentara
dan mulai beralih kepada ekonomi perang. Permasalahan tekhnis adalah kenapa
Jerman Nazi menyatakan perang atas AS pada 11 Desember 1941 sejurus selepas
serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok poros,
tetapi tetap melakukannya. Ini pasti menggandakan kemarahan penduduk Amerika
dan membenarkan Amerika untuk memberikan bantuannya kepada Britania Raya.
Meskipun berhasil menenggelamkan kapal induk Amerika, tidak membantu Jepang
dalam jangka panjang. Karena serangan tersebut membuat Amerika terlibat penuh
dalam perang dunia Ke II, mendorong kekalahan blok poros sedunia.saat mendengar
bahwa serangan Jepang atas Pearl Harbour akhirnya yang membuat pihak
Amerika terlibat dalam perang dunia II.
2.5 Keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II
Pada tanggal 6 Januari 1942, Presiden Roosevelt mengumumkan target
produksi yang mengejutkan. Tahun itu ditargetkan harus selesai 60.000 pesawat,
45.000 tank, 20.000 meriam antipesawat, dan 18 juta ton pengiriman
niaga.seluruh kegiatan nasional Di bawah serangkaian peraturan wajib militer,
Amerika Serikat menjadikan angkatan bersenjatanya punya berkekuatan total
15.100.000.
Serangan ke Amerika Serikat melumpuhkan daya tarik kaum isolasionis
dan mobilisasi militer pun bisa dilakukan yang cepat. Namun, akibat serangan
Pearl Harbour dan ketakutan akan kegiatan spionase Asia, Amerika juga melakukan
tindakan antitoleransi yaitu menawan orang – orang Amerika keturunan Jepang.
Pada bulan Februari 1942, hampir 120.000 orang Jepang – Amerika yang tinggal di
California dipindahkan dari rumah mereka dan ditahan sementara yang kondisinya
buruk. Mereka kemudian dipindahkan ke luar kota – kota terpencil di bagian
Barat Daya. Pada tahun 1983, pemerintah Amerika Serikat mengakui adanya
ketidakadilan dalam penahanan tersebut dengan memberikan santunan terbatas
kepada orang Jepang – Amerika kala itu yang masih hidup.
Tak lama setelah Amerika Serikat ikut berperang, Sekutu barat memutuskan
untuk memusatkan upaya militer mereka di Eropa, di mana pusat kekuatan musuh
berada, sementara wilayah Pasifik dinomorduakan. Pada musim semi dan panas
tahun 1942, tentara Inggris bisa menahan masuknya Jerman ke Mesir dan menekan
Jenderal Jerman Erwin Rommel untuk mundur ke Libya sehingga lenyaplah ancaman
Terusan Suez, yang menhubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.
Pada tanggal 7 November 1942, tentara Amerika mendarat di Afrika
utara jajahan Perancis, dan setelah pertempuran habis – habisan, berhasil
menimpakan kekalahan besar kepada tentara Italia dan Jerman. Tahun 1942 juga
merupakan titik balik di Medan Tempur Timur, dimana Uni Soviet dengan kerugian
luar biasa berhasil menghentikan invasi Nazi di gerbang Leningrad dan Moskow
serta dapat mengalahkan pasukan Jerman di Stalingrad.
Pada bulan Juli 1943, pasukan Inggris dan Amerika menduduki Sisilia
dan akhir musim panas, pesisir selatan Laut Tengah dibersihkan dari kekuatan
Fasis. Pasukan Sekutu mendarat di Italia dan meskipun pemerintah Italia menyerah
tanpa syarat, pertempuran melawan tentara Nazi di Italia berlangsung sengit dan
berlarut – larut. Kota Roma tidak bebas hingga tanggal 4 Juni 1944. Sementara
pertempuran masih berlangsung di Italia, pasukan Sekutu melakukan serbuan udara
terhadap jalur kereta, pabrik – pabrik, penyimpanan senjata Jerman serta
pesediaan minyak Jerman di Ploesti, Rumania. Pada akhir tahun 1943, tentara
Sekutu setelah melakukan perdebatan panjang mengenai strategi, memutuskan untuk
membuka medan tempur Barat untuk memaksa Jerman mengalihkan lebih banyak
tentaranya dari medan tempur Rusia. Jenderal Amerika Serikat, Dwight D.
Eisenhower ditunjuk sebagai Panglima tertinggi Sekutu di Eropa. Setelah melalui
persiapan luar biasa, pada tanggal 6 Juni 1944 rombongan pertama invasi tentara
Amerika Serikat, Inggris dan Kanada yang dilindungi angkatan udara yang hebat,
mendarat di pantai Normandia di utara Perancis. Dengan pendirian benteng di
pantai setelah terjadi pertempuran sengit, makn banyak tentara yang masuk dan
banyak satuan tentara Jerman yang ditangkap setelah terkepung oleh gerakan
capit kepiting.
Tentara Sekutu mulai bergerak melintasi Perancis menuju Jerman. Di
perbatasan Jerman, tentara Sekutu dihadang oleh perlawanan keras , namun
tentara Jerman berhasil maju ke Jerman dari arah barat. Tentara Jerman bertekuk
lutut di hadapan tentara Rusia bagian timur. Tanggal 8 Mei 1945, semua kekuatan
angkatan darat, laut, dan udara Third Reich yang tersisa menyerah.
Sementara itu, tentara Amerika Serikat bergerak maju di Pasifik.
Walaupun pasukan Amerika Serikat dipaksa
menyerah di Filipina pada awal 1942, tentara Sekutu menyerang pada bulan –
bulan berikutnya. Pada bulan April, Jenderal James Doolittle memimpin pasukan
pengebom Amerika Serikat menyerang Tokyo. Secara militer serangan ini berdampak
kecil, namun dengan adanya serangan tersebut memberikan dorongan psikologi yang
besar terhadap rakyat. Dalam pertempuran Laut Karang yang merupakan pertempuran
laut pertama di mana seluruh pertarungan dilakukan oleh pesawat yang lepas
landas dari kapal induk. Angkatan laut Jepang menderita kerugian besar sehingga
mereka terpaksa membatalkan ide untuk menyerbu Australia. Pertempuran Midway di
tengah – tengah Samudra Pasifik menjadi titik balik bagi Sekutu, dimana tentara
Jepang untuk pertama kali kalah besar. Jepang kehilangan empat kapal induk
sehingga langkahnya menyeberangi Pasifik tengah terhenti.
Pertempuran lain – lain juga menyumbang kesuksesan Sekutu.
Guadalcanal, sebuah kemenangan yang menentukan untuk Amerika Serikat, manandai
aksi ofensif pertama Amerika Serikat di Pasifik selama dua tahun berikutnya,
pasukan Amerika dan australia yang mencari jalan untuk bergerak ke arah utara
kepulauan Pasifik, berhasil menguasai Kepulauan Solomon, Gilbert, Marshall,
Mariana, dan Bonin melalui serangan amfibi. Perang di Pasifik terus berlanjut
setelah Jerman menyerah, dan pertempuran – pertempuran pamungkas di Pasifik
terhitung paling dasyat.
Pada awal Juni 1944, Pertempuran Laut Filipina meluluhlantakan
Angkatan Laut Jepang, memaksa Perdana Menteri Jepang Tojo mundur dari
jabatannya. Jenderal Douglas MacArthur yang dua tahun sebelumnya dengan enggan
meninggalkan Filipina agar tidak ditangkap Jepang. Mereka datang kembali untuk
melancarkan Angkatan Laut Amerika Serikat. Pertempuran Teluk Leyte berakhir
dengan kekalahan Angkatan Laut Jepang dan mengembalikan kendali perairan
Filipina ke tangan Sekutu.
Pada bulan Februari 1945, tentara Amerika Serikat telah mengambil
alih Manila. Amerika Serikat mengincar Pulau Iwo Jima di Kepulaun Bonin, yang
terletak di tengah – tengah antara Kepulauan Mariana dan Jepang. Namun, Japang
tetap bersikukuh mempertahankan pulau tersebut dengan memanfaatkan pulau
tersebut dengan memanfaatkan gua – gua alami dana dataran berkarang. Pengeboman
Amerika Serikat mendapat perlawanan keras Jepang di darat dan serangan bunuh
diri kamikaze di udara. Pasukan Amerika Serikat merebut pulau
tersebut pda pertengahan Maret, namun harus kehilangan 6.000 nyawa marinirnya,
sementara itu hampir seluruh tentara Jepang tewas.
Sejak saat itu Amerika Serikat memulai serangan udara besar –
besaran ke pelabuhan dan bandara di Jepang. Dari Mei hingga Agustus, Angkatan
Udara ke – 20 melancarkan gelombang serangan ke pulau Jepang. Kepala
pemerintahan Amerika Serikat, Inggris, dan Soviet bertemu di Postdam, sebuah
daerah di pinggir kota Berlin, mulai 17 Juli hingga 2 Agustus 1945 untuk
membahas operasi melawan Jepang, kesepakatan damai di Eropa, dan kebijakan
untuk masa depan Jerman.
Diajukan suatu Konferensi untuk membantu pendidikan ulang bagi
generasi Jerman yang dibesarkan dalam ajaran Nazisme dan menetapkan prinsip –
prinsip umum untuk pembangunan kembali kehidupan politik yang demokratis di
negara tersebut. Para anggota konferensi juga membahas klaim perbaikan yang
dibebankan kepada Jerman, dan bersepakat untuk mengadili para pemimpin Nazi
yang dituduh melkukan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta dan membantu
memindahkan lahan industri dan properti yang dilakukan Uni Soviet..
Sehari menjelang Konferensi Postdam mulai, sebuah bom atom
diledakkan di Alamogordo, New Mexico. Peristiwa ini menandai titik puncak riset
intensif selama tiga tahun di sejumlah laboratorium di seluruh penjuru Amerika
Serikat yang dikenal dengan nama Proyek Manhattan ( The Manhattan Project ).
Presiden Truman, yang memperhitungkan bahwa bom atom bisa memaksa Jepang
menyerah lebih cepat dengan jumlah korban lebih sedikit dibandingkan invasi
darat, memerintahkan penggunaan bom tersebut bila Jepang tidak menyerah juga
hingga tanggal 3 Agustus. Sekutu mengumumkan Deklarasi Postdam pada tanggal 26
Juli, menjanjikan tidak akan mengahncurkan atau memperbudak Jepang bila mereka
menyerah. Namun, bila tidak Jepang akan menjumpai kehancuran total.
Pada tanggal 6 Agustus, pesawat Amerika Serikat, Enola
Gay menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima. Tanggal 8 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan kali ini di Nagasaki. Bangsa Amerika lega karena bom
tersebut mempercepat proses berakhirnya perang. Kesadaran akan daya hancurnya
yang luar biasa baru muncul kemudian. Tanggal 14 Agustus, Jepang menyetujui
syarat – syarat yang ditetapkan Postdam. Tanggal 2 September 1945, Jepang
secara resmi menyerah. Pada bulan November 1945 di Nurenberg, Jerman,
pengadilan pidana para pemimpin Nazi yang diusulkan di Postdam berlangsung.
Pada tanggal 25 April 1945, menjelang berakhirnya perang di Eropa,
walau konflik masih berkecamuk di Pasifik, Perwakilan dari 50 negara bertemu di
San Francisco, California untuk mendirikan kerangka kerja PBB. Konstitusi yang
mereka rancang menggambarkan garis besar organisasi dunia di mana perbedaan –
perbedaan internasional dapat dibicarakan secara damai, serta adanya tekad
bersama memerangi kelaparan dan penyakit. Sangat berbeda dengan penolakannya
terhadap keanggotaan Amerika Serikat di Liga Bangsa – Bangsa setelah Perang
Dunia I, Senat Amerika Serikat langsung meratifikasi Piagam PBB dengan suara 89
berbanding 2. Langkah ini memastikan akhir semangat menutup diri sebagai elemen
dominan kebijakan luar negeri Amerika dan memberi isyarat kepada dunia bahwa
Amerika Serikat
Peperangan dimulai saat Jerman menginvasi Polandia pada tanggal
1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara Amerika Serikat. Secara resmi
PD II berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese Instrument of Surrender di
atas kapal USS Missouri pada tanggal 2 September 1945.
2.6 Dampak dari Perang Dunia II Bagi Amerika
a)
Bidang
Politik
Kemenangan pihak sekutu (Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan
Uni Soviet) dalam mengakhiri Perang Dunia II tidak terlepas dari peran Amerika
Serikat dalam memberikan bantuan (perlengkapan, tentara,dan persenjataan) yang
mampu mempercepat berakhirnya perang dengan kemenangan di tangan Sekutu. Perang
Dunia II telah menghancurkan hegemoni negara-negara besar seperti Inggris,
Perancis, Spanyol, dan Portugis yang sudah berabad-abad memegang kendali
kekuasaan di berbagai belahan dunia. Muncul adanya pertentangan kepentingan dan
persaingan perebutan hegemoni antara negara anggota sekutu dalam usaha untuk
menjadi negara yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia hingga melahirkan
dua negara besar (kekuatan raksasa) yaitu Amerika Serikat (kuat secara
material) yaitu Uni Soviet.
Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba menanamkan
penagruhnya pada negara- negara lain dengan berbagai cara sehinga dampaknya
negara-negara di dunia terbagi menjadi 2 dimana negara-negara Eropa Timur,
Jerman Timur dan beberapa negara Asia seperti Cina, Korea Utara, Kamboja, Laos
dan Vietnam berada dibawah pengaruh Uni Soviet yang selanjutnya dikenal dengan
Blok Timur. Sementara negara-negara Eropa Barat dan banyak negara di Asia,
Afrika, dan Amerika Latin berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat yang
selanjutnya dikenal dengan Blok Barat.
Kedua negara kuasa tersebut memiliki ideologi yang berlawanan
dimana Amerika Serikat dengan ideologi Liberalis-Kapitalis (paham yang
mengutamakan kemerdekaan individu sebagai pangkal dari kebaikan hidup)
sementara Uni Soviet dengan ideologi Sosialis-Komunis (paham yang menghendaki
suatu masyarakat disusun secara kolektif). Sistem politik dan ekonomi
internasional mengalami polarisasi yaitu liberalisme melawan
sosialisme-komunisme. Munculnya politik memecah belah dimana terjadi perpecahan
dari berbagai negara sebagai dampak dari persaingan pengaruh dua negara
adikuasa tersebut, seperti negara Jerman, Korea, dan Vietnam (Indo Cina)
berdasarkan ideologi liberal dan sosialis-komunis.
Dibentuklah pertahanan untuk saling mengimbangi kekuatan lawan
dimana Amerika Serikat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau
Organisasi Pertahanan Atlantik Utara sementara Uni Soviet membentuk Pakta
Warsawa (1955) dengan anggota Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia,
Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania. Berdirinya pakta pertahanan
memunculkan rasa saling curiga dan perlombaan persenjatan antara kedua belah
pihak sehingga menimbulkan Perang Dingin.
b)
Dampak
Ekonomi
Perang Dunia II menghancurkan
perekonomian negara - negara di dunia kecuali Amerika Serikat. Amerika Serikat
menjadi pusat kekayaan dari seluruh dunia. Amerika Serikat memanfaatkan keadaan
dimana banyak negara yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk memperbaiki
negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara
tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka
Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni
Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika
menjadi kuat sebab ia berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada
Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk membangun
kembali perekonomian dunia, seperti:
1.
Marshall
Plan merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat.
Program ini disetujui dalam konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini
diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan
memenuhi kesepakatan sebagai berikut.
1)
Amerika
Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa
Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
2)
Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan :






3)
Bantuan
akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang
mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.
Dengan Marshall Plan maka tertanamlah dasar-dasar terbentuknya
kerjasama yang erat antara negara-negara Eropa Barat dalam pembangunan
perekonomiannya. Sejak tahun 1951 maka Amerika Serikat lebih mengutamakan
konsolidasi pertahanan terhadap kemungkinan meluasnya paham komunis.
2.
Doctrine
Truman
Merupakan kebijakan untuk membantu
secara khusus negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung kedua negara
tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan
yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri.
3.
Point
Four Program merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada
negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada
negara-negara berkembang khususnya Asia.
4.
Colombo
Plan merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan
Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama
negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat,
Jepang, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
c.
Bidang
Sosial
Munculnya gerakan sosial untuk membantu memulihkan kesejahteraan
rakyat yang porak-poranda akibat perang dengan mendirikan lembaga internasional
untuk memelihara perdamaian dunia. Hal ini terwujud dengan berdirinya
Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations). Amerika Serikat membentuk badan tersebut
untuk menghindari jatuhnya korban lebih
banyak dengan nama United Nations Relief Rehabilitation Administration (UNRRA).
Tugas pokok badan ini adalah meringankan penderitaan dan memulihkan
daya produksi rakyat yang tinggal di daerah bekas pendudukan Jerman. Bantuan
yang diberikan berupa makanan, pakaian, bibit tanaman, hewan ternak, alat-alat
perindustrian, dan rumah sakit. UNRRA (satu bagian dari PBB) dibubarkan sebab
tugas untuk memberikan bantuan pembangunan kembali negara Eropa telah
dilaksanakan oleh European Reconstructions Plan atau yang dikenal dengan
Marshall Plan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Doktrin Monroe
merupakan suatu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh
James Monroe yang menjadi presiden Amerika Serikat yang ke- 5 pada tanggal 2 Desember
1823. Doktrin Monroe adalah asas politik
luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada
Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu
pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut
Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia)
akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja
melepaskan diri dari Spanyol
Pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang, pada tanggal 8 desember 1941
telah membawa Amerika kepada perang dunia ke II di daerah pasifik. Pengeboman
ini dilakukan. kala itu angkatan laut Jepang menyerang markas AL Amerika secara
tiba-tiba di Hawai. Sehingga membuet keterlibatan amerika serikat dalam
perang dunia II, masyarakat pada saat itu Amerika sedang cemas mengamati
jalannya perang di Eropa, ketegangan semakin meningkat di Asia. Tanggal 6 Agustus,
pesawat Amerika Serikat, Enola Gay menjatuhkan bom atom ke kota
Hiroshima. Tanggal 8 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan kali ini di
Nagasaki. Bangsa Amerika lega karena bom tersebut mempercepat proses
berakhirnya perang. Kesadaran akan daya hancurnya yang luar biasa baru muncul
kemudian. Tanggal 14 Agustus, Jepang menyetujui syarat – syarat yang ditetapkan
Postdam. Tanggal 2 September 1945, Jepang secara resmi menyerah.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar